Syaikh
Abdul Qadir Al-Jailani pernah mengatakan, bahwa kelak ummat Islam akan
berjumpa dengan suatu jenis pemimpin yang mempunyai lidah tapi tidak
mempunyai hati.
Pemimpin-pemimpin itu senantiasa berkata dengan bijak, dan mengajak manusia kepada Allah, namun mereka sendiri lari dari Allah.
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani mensifatkan pemimpin-pemimpin itu sebagai berikut :
لَهُ لِسَانٌ وَ لَا قَلْبٌ. يَنْطِقُ بِالْحِكْمَةِ ، يَدْعُوْنَ النَّاسَ إِلَى اللّٰهِ وَ هُوَ يَفِرُّ مِنْهُ.
_*“Ia
mempunyai lidah tetapi tidak memiliki nurani. Ia berbicara dengan bijak
bestari. Diajaknya manusia kepada Allah, namun ia sendiri lari
menghindari Allah.”*_
Terhadap
orang-orang semacam ini kita disuruh meninggalkannya _*(“Fatrukuuh”)*_,
kata sang wali, yaitu pemimpin-pemimpin yang hanya mencari keuntungan
pribadi.
Seperti yang digambarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam salah satu haditsnya :
يَخْرُجُ
فِيْ أٰخِرِ الزَّمَانِ رِجَالٌ يَخْتَلُوْنَ الدُّنْيَا بِالدِّيْنِ
يَلْبَسُوْنَ لِلنَّاسِ جُلُوْدَ الضَّعْنِ مِنَ اللِّيْنِ أَلْسِنَتُهُمْ
أَخْلٰى مِنَ الْعَسَلِ وَقُلُوْبُهُمْ قُلُوْبُ الذِّءَابِ.
_*“Akan
muncul di akhir zaman nanti orang-orang yang meraup dunia dengan agama.
Mereka berpakaian bulu domba yang halus di depan manusia. Lidah mereka
lebih manis daripada madu, tapi hati mereka bagaikan hati serigala.”*_
Pandangan
mereka hanyalah dunia, harta dan keuntungan materi. Hanya
membesar-besarkan cuma perut, perut dan perut! Maka harga mereka pun
tidak lebih daripada yang keluar dari perut. Najis.
Kata Ali bin Abi Thalib Radhiallaahu ‘Anhu :
مَنْ كَانَتْ هِمَّتُهُ لِبَطْنِهِ فَقِيْمَتُهُ مَا يَخْرُجُ مِنْهُ
_*“Barangsiapa yang cita-citanya hanya untuk perutnya, maka harganya seperti yang keluar dari perutnya.”*_
Akibatnya manusia senantiasa terlibat dalam huru-hara dan malapetaka.
Di mana-mana bencana, aniaya dan siksa, karena beberapa kedegilan telah dilakukan.
*Pertama*, akibat kekotoran manusia sendiri.
Hati mereka kotor, tangan mereka juga kotor.
Hutan-hutan ditebang membabi-buta.
Tanah diduduki dan digali.
Binatang-binatang diserbu.
Dilalap habis semuanya.
Ularnya, buayanya, tidak perduli yang najis dan yang suci.
Gunung-gunung digunduli, untuk memuaskan nafsu serakahnya.
Laut dinodai dan dikuras tandas, diaduk-aduk sampai ke lubuknya yang paling dalam.
Akibatnya kalau hujan kebanjiran, kalau kemarau kekeringan.
Firman Allah dalam Surah Ar Rum ayat 41 :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِيْ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
_*"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan keji tangan-tangan manusia belaka.”*_
*Kedua*, karena pengkhianatan manusia terhadap agama.
Mereka berduyun-duyun lari dari jalan kebenaran, jalan Allah.
Syahadat dan Tauhid hanya diucapkan di bibir untuk mencari selamat saja.
Seperti firman Allah dalam Al Quran :
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرٰى أٰمَنُوْا وَاتَّقُوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَآءِ وَ الْأَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا
فَأَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ.
_*“Andaikata
penduduk suatu negeri beriman semua dan bertaqwa, pasti akan kami
bukakan bagi mereka pintu-pintu keberkahan dari langit dan dari bumi.
Namun mereka itu cuma pendusta, maka kami timpakan bala kepada mereka
sesuai dengan apa yang telah dikerjakan.”*_
*Ketiga*, bala’ juga akan tiba bila amanat telah diselewengkan.
Amanat atas kepercayaan, amanat atas keluarga, amanat atas negara, amanat atas kepemimpinan.
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
إِذَا ضُيِّعَتِ الْأَمَانَةُ إِنْتَظِرِ السَّاعَةَ.
_*“Kalau amanat sudah disia-siakan, maka tunggulah saat kebinasaannya.”*_
Sahabat bertanya :
وَ مَا إِضَاعَتُهَا يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ ؟
_*“Bagaimana menyia-nyiakan amanat itu, Ya Rasulullah?!”*_
Nabi menjawab :
إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلٰى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
_*“Kalau perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya.”*_
Sebab, apabila amanat sudah tidak ditaati, kecurangan akan merajalela, kongkalikong berlangsung terus.
Betapa
pun kita berusaha membangun dan membina, yang beruntung hanya
segelintir orang, sedang yang terbanyak adalah yang jadi korban.
Kerusuhan
sosial, pemberontakan dan pembunuhan akan bercabul dengan hebatnya,
disamping bendungan-bendungan jebol dan gedung-gedung roboh.
Semua itu terjadi akibat manusia dengan mudahnya mengkhianati amanat yang telah dipercayakan atasnya.
Dalam kitab Dzurratun Nashihin ada dikatakan :
وَلَوْلَا عَدْلُ الْأُمَرَآءِ لَأَكَلَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا كَمَا أَكَلَ الذِّئْبُ الْغَنَمَ
_*“Andaikata
tidak ada keadilan dari para Pemimpin, pastilah sebagian mereka akan
memakan sebagian yang lainnya, seperti serigala memakan kambing.”*_
إِنَّمَا
أَهْلَكَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ. أَنَّهُمْ كَانُوْا إِذَا
سَرَقَ فِيْهِمُ الشَّرِيْفُ تَرَكُوْهُ، وَ إِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ
الضَّعِيْفُ أَقَامُوْا عَلَيْهِ الْحَدَّ . وَ اللّٰهِ وَ الَّذِىْ
نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ اَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ
لَقَطَعْتُ يَدَهَا.
_*“Wahai
sekalian manusia! Sesungguhnya Allah telah membinasakan orang-orang
sebelum kamu, karena apabila didapati oleh mereka orang berpangkat
mencuri dibiarkan saja, tetapi kalau orang kecil yang mencuri
dijatuhkanlah hukuman seberat-beratnya. Demi Allah, yang jiwaku berada
di dalam kekuasaan tangan-Nya, andaikata Fathimah putri Muhammad sendiri
yang mencuri pasti akan kupotong tangannya.”*_
*Kelima*, bala’ akan turun jika ummat Islam telah menjauhkan diri dari para Ulama dan ahli-ahli agama.
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
سَيَأْتِيْ
عَلٰى أُمَّتِيْ زَمَانٌ يَفِرُّوْنَ مِنَ الْعُلَمَآءِ وَ الْفُقَهَآءِ
فَيَبْتَلِيْهُمُ اللّٰهُ بِثَلَاثةِ بَلِيَّاتٍ . أُوْلٰهَا يَرْفَعُ
اللّٰهُ الْبَرَكَةَ مِنْ كَسْبِهِمْ ، وَ الثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللّٰهُ
عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا ، وَ الثَّالِثَةُ يَخْرُجُوْنَ مِنَ
الدُّنْيَا بِغَيْرِ إِيْمَانٍ .
_*“Akan
datang suatu zaman atas ummatku, mereka lari dari alim ulama dan para
ahli agama. Maka Allah timpakan atas mereka tiga macam bala’. Pertama,
akan dicabut keberkahan dari segala hasil usaha mereka. Kedua, akan
berkuasa di kalangan mereka pemimpin yang dzhalim. Ketiga, mereka akan
meninggalkan dunia ini tanpa membawa iman.”*_
Memang, manusia kalau sudah membenci para ahli agama, mereka akan jauh dari petunjuk, akan jauh dari nasihat.
Bagi yang jahil tetap jahil, yang sesat makin sesat, dan yang berkuasa jadi sewenang-wenang.
Mereka
tidak tahu lagi hukum agama, tidak tahu lagi mana yang benar dan yang
salah, mana yang terang dan mana yang remang-remang.
*Keenam*, bala’ juga akan datang jika manusia terlalu loba kepada dunia, dan terlalu takut kepada mati.
Sifat yang pertama, akibat rakusnya akan harta, menjadikan manusia kejam, curang dan licik.
Kalau perlu, merampok, menipu atau menjual kehormatan serta harga diri, semata-mata untuk dunia.
Negara jadi kacau karenanya, masyarakat gelisah dan ketakutan.
Semangat untuk berjuang jadi mengendor, dan berkecamuklah kemerosotan akhlak serta moral.
Yang kedua, rasa takut manusia yang berlebihan kepada mati, dapat menyebabkan mereka jadi kejam pula.
Pedomannya, lebih baik membunuh daripada terbunuh.
Lebih baik jadi pengkhianat daripada gugur di medan perang.
Lenyaplah sifat-sifat keperwiraan.
Semua jadi pengecut, jadi penakut.
Musuh pun dengan leluasa dapat menguasai dan merajalela.
Yang penting asal hidup bagaimana pun caranya.
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
هَلَاكُ أُمَّتِيْ لِحُبِّ الدُّنْيَا وَ كَرَاهِيَّةِ الْمَوْتِ
_*“Hancurnya ummatku karena terlalu cinta kepada dunia dan terlalu benci kepada mati.”*_
Kemudian
bala’ akan turun jika manusia sudah tidak peduli lagi terhadap keadaan
di sekelilingnya, dan masa bodoh atas segala yang terjadi di depan
matanya.
Baikkah perangai masyarakat, atau burukkah mereka, masing-masing acuh tak acuh dengan apa yang dilakukan orang lain.
Padahal
ummat Islam diberi kehormatan dengan derajat yang paling tinggi apabila
ummat Islam sanggup melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Sebagaimana firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 110 :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
_*“Adalah
kalian sebaik-baik ummat yang dibangkitkan bagi segenap manusia, karena
kalian mengajak orang berbuat bsok, mencegah orang berbuat mungkar, dan
beriman kepada Allah.”*_
Jika
tugas ini sudah ditinggalkan oleh ummat Islam, maka bencana pasti akan
tiba seperti firman Allah dalam Surah Al Anfal ayat 25 :
وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَآصَّةً
_*“Takutlah kalian akan kebinasaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang dzholim di antaramu saja.”*_