Beliau adalah ummul mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Nasabnya
adalah Aisyah binti Abu Bakr bin Abi Quhafah bin Luay Al-Qurasyi
At-Tamimi bin Ka’ab bin Murrah bin Tim bin Sa’ad bin Amru bin Amir bin
Utsman bin Abdullah. Ibunya bernama Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir
Al-Kinaniyah.
Saudarinya adalah Dzatun Nithaqain, Asma’ binti Abu Bakar. Suami
saudarinya adalah pembela Rasulullah. Saudara sepupunya, satu diantara
sepuluh sahabat yang dijamin surga dan orang pertama yang menghunus
pedang di jalan Allah, Zubair bin Awwam.
Tiga bibinya termasuk kalangan shahabiyah, mereka adalah Ummu Amir,
Quraibah dan Ummu Farwah. Mereka ini adalah putri putri Abu Quhafah.
Ia diilahirkan setelah empat atau lima tahun masa kenabian dan
Rasulullah menikahinya ketika umurnya enam tahun memasuki tujuh tahun.
Rasulullah mulai mendatangi Ummul Mukminin Aisyah ketika umur sembilan
tahun dan pada saat itu bulan syawal tahun pertama hijrah.
Keutamaan Aisyah
Aisyah adalah wanita putih dan cantik. Untuk itulah ia disebut
Al-Humaira’. Aisyah Radhiyallahu ‘anha adalah satu-satunya gadis yang
dinikahi Nabi. Diantara keutamaan Aisyah bahwasannya dia berkata,
Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan
Faathimah. Aisyah berkata : “Maka, akupun protes kepada beliau”. Beliau kemudian bersabda : “Apakah engkau tidak ridla menjadi istriku di dunia dan di akhirat”. Aku berkata : “Tentu, demi Allah”. Beliau bersabda : “Engkau adalah istriku di dunia dan di akhirat” (Al-Mustadrak 10/3).
Keutamaan lainnya adalah Aisyah merupakan wanita yang paling paham
terhadap agamanya. Ada beberapa faktor yang mendukung yaitu kecerdasan
yang diturunkan oleh kedua orang tuanya. Selain itu,Aisyah hidup dalam
keluarga yang sangat perhatian dalam agama. Ditambah lagi pernikahannya
dengan Rasulullah semakin membuatnya bergelimang ilmu.
Aisyah juga juga seorang wanita yang paling banyak meriwayatkan
hadits. Dalam waktu 9 tahun selama pernikahannya dengan Nabi, ia telah
meriwayatkan sekitar 2.210 hadits. 147 hadits dari beliau disepakati
oleh Bukhari dan Muslim, 45 diriwayatkan oleh Bukhari saja, dan 86
diriwayatkan oleh Muslim saja.
Imam Masruq bin Abdurrahman Al-Hamdani Al-Kufi seorang tabi’in mulia saat menyampaikan hadits dari Aisyah selalu mengatakan,”Ash-Shiddiqah
binti Ash-Shiddiq, kekasihnya kekasih Allah,wanita yang dibebaskan
(dari tuduhan keji yang dialamatkan padanya) tertera didalam kitab
Allah, bercerita kepadaku.”
Abu Nu’aim Al-Ashbahani menuturkan dalam biografi Aisyah
Ash-Shiddiqah binti Ash-Shiddiq, Al-Atiqah binti Al-Atiq
(kekasihnya kekasih Allah),kekasih orang dekat, pemimpin para
rasul;Muhammad Al-Khatib. Wanita yang dibebaskan dari segala aib, auh
dari keraguan hati karena ia pernah melihat Jibril, utusan Rabb Yang
Mengetahui segala hal yang ghaib, Aisyah Ummul Mukminin.
Aisyah menempati posisi tinggi di hati Rasulullah. Imam Adz-Dzahabi
menuturkan tentang kedudukan dan posisi Aisyah di mata Nabi. Seperti
yang tertulis di atas bahwa Rasul tidak menikahi wanita perawan
selainnya dan beliau memperlihatkan cinta beliau secara terang-terangan.
Suatu ketika Amr bin Ash yang masuk Islam tahun 8 Hijriyah bertanya
kepada Nabi, “Siapa orang yang paling engkau cintai? ‘Aisyah,’jawab beliau. ‘Dari kalangan lelaki?’ Ia bertanya. “Ayahnya,”jawab Nabi.
Hadits ini kuat meski kelompok Rafidhah tidak suka. Beliau bersabda,”Andai
aku boleh mengabil seorang kekasih di antara umat ini, tentu akan aku
jadikan Abu Bakar sebagai kekasihku, tapi persaudaraan Islam lebih
baik.” Rasul mencintai lelaki terbaik di antara umat beliau, dan wanita terbaik di antara umatnya.
Keutamaan besar yang dimilik Aisyah adalah Jibril mengucapkan salam
kepadanya. Sungguh kedudukan nan tinggi. Diriwayatkan dari Ibnu Syihab,
Abu Salamah berkata,”Aisyah berkata,’Suatu hari, Rasulullah berkata,
Wahai Aisy!Ini Jibril, ia mengucapkan salam kepadamu.’ Aisyah
menjawab,”Wa’alaikummsalam wa rahmatullahi wa barakatuhu,’engkau melihat
apayang tidak aku lihat’,”Rasulullah maksudnya.
Salah satu riwayat juga menyebutkan secara langsung tujuh sifat yang
dimiliki Aisyah dan tidak dimiliki seoranh wanita pun selain apa yang
diberikan Allah pada Maryam binti Imran.
Hadits ini diriwayatkan Aisyah, ia berkata,”Aku memiliki tujuh
sifat yang tidak dimiliki seorang wanita pun, selain apa yang diberikan
Allah kepada Maryam binti Imran. Aku mengatakan ini bukan untuk
membanggakan diri pada seorang pun di antara teman-temanku (Istri Nabi
lainnya).’
Abdullah bin Shafwan bertanya padanya,‘Apa saja, wahai Ummul Mukminin?’
Aisyah menjawab:
1. Malaikat Jibril datang membawa gambarku kepada Rasulullah.
2. Rasulullah menikahiku saat aku berusia tujuh tahun, aku diserahkan kepada beliau saat berusia sembilan tahun
3. Beliau menikahiku dalam keadaan gadis, beliau tidak mempunyai istri gadis selainku
4. Suatu ketika wahyu turun kepada beliau saat aku bersama beliau dalam satu selimut
5. Aku adalah salah satu orang paling beliau cintai, sejumlah
ayat-ayat Al-Quran diturunkan berkenaan denganku dimana umat hampir saja
binasa karenanya.
6. Aku pernah melihat jibril dan tidak ada seorang pun di antara istri beliau yang melihatnya selain aku
7. Rasul wafat di rumahku, tidak ada seorang pun yang berada di dekat beliau selain aku dan malaikat maut. (HR.Hakim (IV/10))
Aisyah mewarisi sifat kezuhudan dari ayahanda. Ia mempelajari sifat
ini dari kehidupan keseharian bersama keluarganya. Ketika Rasul dan
Aisyah berpadu dalam ikatan yang halal maka, Aisyah mencapai tingkat
kezuhudan yang sempurna. Karena secara langsung ia melihat kezuhudan
Nabi meninggalkan kemewahan dunia dan lebih memilih apa yang ada di sisi
Allah.
Selain memiliki sifat yang mulia, Aisyah berada di baris depan di
antara wanita ahli ibadah. Aisyah selalu terlihat berpuasa, shalat
malam,menangis dan sedih.
Al-Qasim berkata, “Aisyah berpuasa sepanjang masa.” (HR Ibnu Sa’ad (VII/47)para perawinya tsiqah).
Diriwayatkan dari Urwah, bahwa Aisyah terus berpuasa. Diriwayatkan
dari Qasim, ia berpuasa sepanjang masa, tidak pernag berbuka selain hari
Idul Adha dan Idul Fitri.
Inilah gambaran singkat kemuliaan Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘anha.
Wallahu a’lam bi shawab.
BACA Juga Peduli Kaum Tertindas ,saat Pertolongan Allah Datang
BACA Juga Mengkhiananti Perjuangan Umat Islam
BACA Juga Mengkhiananti Perjuangan Umat Islam
Penulis: Dhani El_Ashim
Editor: Arju
Editor: Arju
Sumber
- Imam Adz Dzahabi, Siyar A’lamun Nubala
- Ibnu Atsir, Usudu Al-Ghobah
- Al Ishabah Fii Tamyiiz ash-Shahabah, Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani
- Mahmud Al-Misri, Ash-Shahabiyah Haula Ar-Rasul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar