Dalam Fiqh Syafi’i istilah Qurban menggunakan Adhaahi /
jama’ dari Dhahiyyah dijelaskan dalam kitab Fat_hul Wahhab / Hamisy
Hasyiyah al- Jamal ‘alaa Syarhil Manhaj juz IV halaman 250, cetakan
Daar Ihya at Turaats al ‘Arabi, Beirut / juz 22 halaman 143, maktabah
syamilah:
كِتَابُ الْأُضْحِي
َّةِ
Kitab menerangka
n Udhiyyah
وَهِيَ مَا يُذْبَحُ مِنْ النَّعَمِ تَقَرُّبًا
إلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنْ يَوْمِ عِيدِ النَّحْرِ إلَى آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِي
قِ كَمَا سَيَأْتِي وَهِيَ مَأْخُوذَة
ٌ مِنْ الضَّحْوَة
ِ سُمِّيَتْ بِأَوَّلِ زَمَانِ فِعْلِهَا وَهُوَ الضُّحَى
Udhiyyah yaitu hewan yang disembelih dari binatang ternak yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah mulai dari hari ‘iidin nahri (hari raya nahr/ idul adha) sampai akhir hari tasyriq
Udhiyyah diambil dari kata Dhahwah. Udhiyyah dinamakan dengan awal waktu pelaksanaannya, yaitu waktu Dhuha.
Sementera istilah Qurban cakupannya
lebih luas.
Dalam kitab al Mausuu’atu
l Fiqhiyyah al Kuwaitiyya
h juz V halaman 74 (maktabah syamilah) dijelaskan
:
اَلْقُرْبَ
انُ : مَا يَتَقَرَّب
ُ بِهِ الْعَبْدُ إِلَى رَبِّهِ ، سَوَاءُ أَكَانَ مِنَ الذَّبَائِ
حِ أَمْ مِنْ غَيْرِهَا
. وَالْعَلَا
قَةُ الْعَامَّة
ُ بَيْنَ الْأُضْحِي
َّةِ وَسَائِرِ الْقَرَابِ
يْنِ أَنَّهَا كُلَّهَا يُتَقَرَّب
ُ بِهَا إِلَى اللهِ تَعَالَى ، فَإِنْ كَانَتْ الْقَرَابِ
يْنُ مِنَ الذَّبَائِ
حِ كَانَتْ عَلَاقَةُ الْأُضْحِي
َّةِ بِهَا أَشَدَّ ، لِأَنَّهَا
يَجْمَعُهَ
ا كَوْنُهَا ذَبَائِحَ يُتَقَرَّب
ُ بِهَا إِلَيْهِ سُبْحَانَه
ُ ، فَالْقُرْب
َانُ أَعَمُّ مِنَ الْأُضْحِي
َّةِ
Qurban yaitu apa-apa yang dijadikan oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya, baik berupa sembelihan atau yang lainnya.
Pertalian antara keduanya secara umum adalah kesemuanya untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Dan jika qurban berupa sembelihan maka pertalian udhiyyah (QURBAN) dengannya lebih sangat, karena pertalian tersebut mengumpulkan adanya udhiyyah menjadi sembelihan yang dijadikan untuk mendekatkan diri kepada_Nya – Maha Suci Dia-
(Dengan demikian) Qurban lebih umum dari Udhiyyah.
QURBAN DALAM AL QURAN
"Qurban Qabil dan Habil "
Ketika putra-putr
a Nabi Adam ‘alaihissa
laam yaitu Qabil dan Habil diperintah
kan berqurban.
Maka Allah Ta’ala menerima qurban yang baik dan diiringi ketaqwaan dan
menolak qurban yang tidak baik dan tidak diiringi ketaqwaan
Allah Ta’ala berfirman:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ
نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ
إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا
فَتُقُبِّل
َ مِنْ أَحَدِهِمَ
ا وَلَمْ يُتَقَبَّل
ْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأَقْتُلَن
َّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّل
ُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِ
ينَ
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil)
dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku
pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa”
QS 5 (Al Maidah) : 27
"Qurban Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam"
Yaitu saat beliau diperintah
kan Allah Ta’ala untuk menyembeli
h anaknya, Ismail ‘alaihissa
laam
Diceritaka
n dalam QS 37 (Ash Shaffat) : 102-106
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ
أَنِّي أَذْبَحُكَ
فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِ
ي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِ
ينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِين
ِ
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringk
an anaknya atas pelipis(ny
a), (nyatalah kesabaran keduanya).
وَنَادَيْن
َاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِي
مُ
Dan Kami panggillah
dia: “Hai Ibrahim,
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا
ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِن
ِينَ
sesungguhn
ya kamu telah membenarka
n mimpi itu sesungguhn
ya demikianla
h Kami memberi balasan kepada orang-oran
g yang berbuat baik.
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ
الْمُبِينُ
Sesungguhn
ya ini benar-bena
r suatu ujian yang nyata.
وَفَدَيْنَ
اهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan
yang besar.
PERUMPAMAA
N QURBAN DALAM AL HADITS
Dalam kitab al Muwaththa / Tanwiirul Hawaalik juz I halaman 121-122, cetakan Toha Putera
حَدَّثَنِي
يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَن
ِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّان
ِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَة
ِ غُسْلَ الْجَنَابَ
ةِ ثُمَّ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الْأُولَى فَكَأَنَّم
َا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الثَّانِيَ
ةِ فَكَأَنَّم
َا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الثَّالِثَ
ةِ فَكَأَنَّم
َا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الرَّابِعَ
ةِ فَكَأَنَّم
َا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الْخَامِسَ
ةِ فَكَأَنَّم
َا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ
حَضَرَتْ الْمَلَائِ
كَةُ يَسْتَمِعُ
ونَ الذِّكْرَ
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Barangsiapa
mandi hari Jumat seperti mandi janabat lalu berangkat pada waktu yang
pertama, maka seakan ia telah berqurban dengan seekor unta.
Barangsiapa berangkat pada waktu yang kedua, maka seakan-akan dia berqurban dengan seekor sapi. Barangsiapa berangkat pada waktu yang ketiga, maka seakan dia berqurban dengan seekor kambing. Barangsiapa berangkat pada waktu yang keempat, maka seakan dia berqurban dengan seekor ayam. Dan barangsiapa
berangkat pada waktu yang kelima, maka seakan dia berqurban dengan
sebutir telur. Maka jika imam telah datang, para malaikat hadir untuk
mendengarkan khutbah.
KAPAN QURBAN DISYARI’ATKAN ....?
Dalam kitab al Fiqhul Islamy wa Adillatuhu
u juz IV halaman 244, maktabah syamilah, diterangka
n:
وَقَدْ شُرِّعَتْ فِي السَّنَةِ الثَّانِيَ
ةِ مِنَ الْهِجْرَة
ِ كَالزَّكَا
ةِ وَصَلَاةِ الْعِيْدَي
ْنِ
Ibadah qurban mulai disyari’atk
an pada tahun kedua hijrah, sebagaiman
a pensyari’a
tan zakat dan dua ied
KEUTAMAAN QURBAN
Dalam Kitab Hasyiyah Asy Syarqaawi ‘alaa Tuhfatitht
hullaab juz II halaman 463, cetakan Daar al Fikr, Beirut:
Rasulullah
shallallaa
hu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً اَحَبَّ اِلَى اللهِ مِنْ إِرَاقَةِ الدَّمٍ اِنَّهَا لَتَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَ
ةِ بِقُرُوْنِ
هَا وَ اَظْلاَفِه
َا وَاِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ قَبْلَ اَنْ يَقَعَ مِنَ اْلاَرْضِ فَطِيْبُوْ
ا بِهَا نَفْسًا.
“Tidak beramal anak Adam pada hari Nahr (‘Iedul Adha) yang paling disukai Allah selain daripada mengalirka
n darah (menyembel
ih qurban). Qurban itu akan datang kepada orang-oran
g yang melakukann
ya pada hari qiyamat dengan tanduk dan kukunya. Darah qurban itu lebih dahulu jatuh ke suatu tempat yang disediakan
Allah sebelum jatuh ke atas tanah. Oleh sebab itu, berqurbanl
ah dengan senang hati.”
Hadits diatas diriwayatk
an oleh Imam
Tirmidzi dalam Sunannya (juz III halaman 26, cetakan ke II tahun 1403 H
– 1983 M Daar al Fikr, nomor hadits 1526 / juz IV halaman 83, nomor
hadits 1493, maktabah syamilah)
Dan diriwayatk
an oleh Imam Ibnu Majah dalam kitab Sunannya juz II halaman 1045, nomor hadits 3126
Dan diriwayatk
an oleh Imam Hakim dalam al Mustadrak juz IV halaman 347, nomor hadits 7603, maktabah syamilah
Derajat Hadits Tersebut Diatas :
Imam Tirmidzi berkata:
هَذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ غَرِيْبٌ
Ini hadits hasan gharib
Imam Hakim berkata:
هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَا
دِ
Ini hadits shahih isnad
Dalam Kitab Hasyiyah Asy Syarqaawi ‘alaa Tuhfatitht
hullaab berikutnya
:
وَذَكَرَ الرَّافِعِ
يُّ وَابْنُ الرِّفْعَة
ِ حَدِيثَ عَظِّمُوا ضَحَايَاكُ
م فَإِنَّهَا
عَلَى الصِّرَاطِ
مَطَايَاكُ
مْ وَهُوَ فِيْ مُسْنَدِ الْفِرْدَو
ْسِ لِأَبِيْ مَنْصُوْرٍ
الدَّيْلَم
ِيْ لَكِنْ بِلَفْظِ اِسْتَفْرِ
هُوْ بَدَلَ عَظِّمُوْا
Imam Rafi’I dan Imam Ibnurrurri
f’ah menuturkan
hadits:
‘AZHZHIMUU
DHAHAAYAKU
M FA INNAHAA ‘ALASHSHIR
AATHI MATHAAYAAK
UKUM
(Besarkanl
ah hewan-hewa
n qurban kalian, karena sesungguhn
ya hewan itu akan menjadi tumpangan kalian di shirath)
Hadits ini dalam Musnad Firdaus li Abii Manshuur ad Dailami, akan tetapi dengan lafazh:
ISTAFRIHUU
(pilihlah yang bagus)
sebagai pengganti lafazh:
‘AZHZHIMUU
(besarkanl
ah)
Derajat hadits:
al Hafizh Ibn Hajar dalam kitab at Talkhiis al Habir juz IV halaman 138, maktabah syamilah mengatakan
:
قُلْت أَخْرَجَهُ
صَاحِبُ مُسْنَدِ الْفِرْدَو
ْسِ من طَرِيقِ بن الْمُبَارَ
كِ عن يحيى بن عُبَيْدِ اللَّهِ بن مَوْهَبٍ عن أبيه عن أبي هُرَيْرَةَ
رَفَعَهُ اسْتَفْرِه
ُوا ضَحَايَاكُ
مْ فَإِنَّهَا
مَطَايَاكُ
مْ على الصِّرَاطِ
وَيَحْيَى ضَعِيفٌ جِدًّا
…wa Yahya dha’if jiddan
Dalam Kitab Bulughul Maram lil Hafizh Ibn Hajar/
Subulussalaam juz IV halaman 90, cetakan Daar Al Fikr / halaman 534, maktabah syamilah:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
– رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم -“مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ, فَلَا يَقْرَبَنّ
َ مُصَلَّانَ
ا” – رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَابْنُ مَاجَه, وَصَحَّحَه
ُ اَلْحَاكِم
ُ, لَكِنْ رَجَّحَ اَلْأَئِمّ
َةُ غَيْرُهُ وَقْفَه
Dari Abu Hurairah radhiyalla
ahu ‘anhu, berkata: Rasulullah
shallallaa
hu ‘alahihi wasallam bersabda:
MAN KAANA LAHUU SA’ATUN WALAM YUDHAHHI FALAA YAQRABANNA
MUSHALLAAN
AA
“siapa yang mempunyai keleluasaa
n untuk berqurban,
kemudian ia tidak berqurban,
maka janganlah ia mendekati tempat salat kami.”
HR. Ahmad, Ibnu Majah, dishahihka
n oleh Hakim, akan tetapi para imam dan lainnya menguatkan
mauqufnya hadits.
Al Hafizh Ibn Hajar menjelaska
n dalam Fat-hul Bari juz X halaman 3, maktabah syamilah:
أَخْرَجَهُ
ابْنُ مَاجَهْ وَأَحْمَدُ
وَرِجَالُه
ُ ثِقَاتٌ، لَكِنْ اخْتُلِفَ فِي رَفْعِهِ وَوَقْفِهِ
، وَالْمَوْق
ُوْفُ أَشْبَهُ بِالصَّوَا
بِ قَالَهُ الطَّحَاوِ
ي وَغَيْرُهُ
،
“Para rawi hadis itu tsiqat, namun diperselih
kan tentang marfu ‘ dan mauqufnya.
Penetapan mauquf lebih mendekati kebenaran sebagaiman
a dikatakan at-Thahawi
dan yang lainnya.
ASAL QURBAN
Dalam kitab kitab Fat_hul Wahhab / Hamisy Hasyiyah al-
Jamal ‘alaa Syarhil Manhaj juz IV halaman 250, cetakan Daar Ihya at
Turaats al ‘Arabi, Beirut / juz 22 halaman 143, maktabah syamilah:
وَالْأَصْل
ُ فِيهَا قَبْلَ الْإِجْمَا
عِ
قَوْله تَعَالَى { فَصَلِّ لِرَبِّك وَانْحَرْ } أَيْ صَلِّ صَلَاةَ
الْعِيدِ وَانْحَرْ النُّسُكَ وَخَبَرُ مُسْلِمٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ
اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ { ضَحَّى النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْ
نِ أَمْلَحَيْ
نِ أَقَرْنَيْ
نِ ذَبَحَهُمَ
ا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِم
َا }
Asal didalam Qurban sebelum ijma’ adalah firman Allah Ta’ala:
FASHALLI LIRABBIKA WANHAR
Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu dan berkurbanl
ah
maksudnya:
Shalatlah id , dan sembelihla
h nusuk (Nusuk = sembelihan
, lihat tafsir Ibnu Katsier juz III halaman 382)
Dan khabar (Hadits) Muslim dari Anas radhiyalla
ahu ta’aalaa ‘anhu, berkata:
DHAHHAA ANNABIYYU SHALLALLAA
HU ‘ALAIHI WASALLAM BIKABSYAIN
I AMLAHAINI AQRANAINI DZABAHAHUM
AA BIYADIHII WASAMMAA WAKABBARA WAWADHA’A RIJLAHUU ‘ALAA SHIFAAHIHI
MAA
Nabi Shallallah
u ‘Alaihi Wasallam berkurban dengan ekor domba jantan yang dominasi warna putih dan bertanduk.
Beliau menyembeli
hnya dengan tangannya sendiri, membaca basmalah dan bertakbir serta meletakkan
kaki beliau di atas samping leher kedua domba tsb.”
Berikut sanad dan matan Shahih Muslim (Shahih Muslim Bisyarhinn
awawi juz XIII halaman 119-121cet
akan ke III tahun 1398 H – 1978 M Daar al Fikr) / juz VI halaman 77, nomor hadits 5199, maktabah syamilah:
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ
بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا
أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ ضَحَّى النَّبِىُّ
-صلى الله عليه وسلم- بِكَبْشَيْ
نِ أَمْلَحَيْ
نِ أَقْرَنَيْ
نِ ذَبَحَهُمَ
ا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِم
َا.
Telah menceritak
an kami Qutaibah ibn Sa’id, telah menceritak
an kami Abu ‘Awanah dari Qatadah dari Anas, berkata:
Nabi Shallallah
u ‘Alaihi Wasallam berkurban dengan ekor domba jantan yang dominasi warna putih dan bertanduk.
Beliau menyembeli
hnya dengan tangannya sendiri, membaca basmalah dan bertakbir serta meletakkan
kaki beliau di atas samping leher kedua domba tsb.”
Wallahu A'lam Bishowab , Insya Allah Bersambung ....
Sumber www.santri.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar