
Dilema Di Makassar: Acara Maulid Sunni, Pematerinya Dari Syiah Lpas
Bahkan
ia mengklaim bahwa ajarannya (Syiah) adalah bagian dari ajaran ummat
Islam (Ahlul Sunnah Wal Jamaah), olehnya sangat berbahaya jika
pernyataan seperti ini didengar oleh orang-orang awam
Sulsel
Temukan Ini di Perayaan Maulid Rasulullah FAH UIN Alauddin Makassar —
Ketua Lembaga Pemburu Aliran Sesat (LPAS) Sulsel, Shiddieq mengatakan,
pihaknya berhasil menurunkan para anggota untuk memantau jalannya Maulid
Rasulullah yang berlangsung di Aula Fakultas Adab Humaniora (FAH) UIN
Alauddin, Samata Gowa, Rabu (27/12/2017) kemarin. Meski secara
sembunyi-sembunyi mereka berhasil memantau seperti apa bentuk kegiatan
yang digelar.
“Dalam kegiatan memang
tidak ada ritual ibadah Syiah. Tapi pembicara menegaskan dalam dialognya
bahwa nikah mut`ah dibenarkan yang dikuatkan dengan hadis-hadis tidak
jelas,” katanya, via telepon, Kamis (28/12/2017). Bahkan ia mengklaim
bahwa ajarannya (Syiah) adalah bagian dari ajaran ummat Islam (Ahlul
Sunnah Wal Jamaah), olehnya sangat berbahaya jika pernyataan seperti ini
didengar oleh orang-orang awam. Pastinya mereka akan sangat mudah
dipengaruhi.
“Dalam pidato orang Iran
ini, ia menegaskan bahwa jika negara ini ingin terhindar dari
radikalisme dan lainnya maka berimanlah kepada Alqur`an dan Ahlul Bait
bukan Alqur`an, As-sunnah, Ahlul Bait dan para sahabat Rasulullah
Shallalahu Alaihi wa Sallam,” tegas Shiddieq. Sebelumnya, peringatan
Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang digelar FAH UIN
Alauddin Makassar, Rabu (27/12/2017) kemarin di Center of Capacity
Building FAH, dianggap telah disusupi ajaran Syiah, lantaran kegiatan
bertema “Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW” menghadirkan Dosen
Al-Mustafa International Universty of Iran, Ghasem Muhammadi dan Ebrahim
Zargar.
Tak hanya itu kegiatan yang
berlangsung mulai pukul 10.00 Wita hingga selesai sangat terbatas
terutama bagi ormas dan lembaga Islam. Dekan FAH Bantah Kegiatan UINAM
Disusupi Ajaran Syiah Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin
Makassar (UINAM) Barsihannor ikut angkat bicara terkait perayaan Maulid
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang diduga disusupi
penyebaran ajaran Syiah, Rabu (27/12/2017) kemarin.
Menurutnya,
perayaan Maulid Nabi yang kali ini mendatangkan pembicara dari Iran
adalah agenda tahunan yang digelar pihak fakultas. Pada perayaannya di
setiap tahun lembaga kemahasiswaan yang menjadi penanggung jawab utama.
“Kebetulan ini perkuliahan mahasiswa yang kami rangkaikan dengan maulid
makanya hanya mahasiswa dan dosen yang berhak mengikuti,” katanya via
sms, Kamis (28/12/2017).
Dalam
kegiatannya, ia pun tidak sempat menghadiri karena bertepatan dengan
wisuda mahasiswa. “Saya selaku dosennya tidak bisa hadir kemarin
disebabkan selaku dekan saya harus ikuti wisuda. Beberapa dosen juga
mengajak mahasiswanya dan memang hanya untuk mahasiswa saja tidak yang
lainnya,” tegas Basri.
Sementara
terkait beberapa ormas dan lembaga Islam yang dicekal untuk ikut dalam
kegiatan karena memang pihaknya tidak mengundang ormas dari mana pun.
“Kami tidak pernah mengundang ormas maupun lembaga Islam. Ini hanya
kegiatan mahasiswa kami sendiri,” lanjutnya lagi.
Basir
juga membantah jika perayaan Maulid Nabi yang berlangsung mulai pukul
10.00 Wita hingga selesai disusupi penyebaran ajaran Syiah. Menurutnya
akademik tidak bisa dicampur adukkan dengan kepentingan lain. “Akademik
ya akademik. Tidak ada teologi Syiah yang masuk di ranah akademik
termasuk dalam kegiatan tadi,” tutupnya.
Sebelumnya
peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang
digelar FAH UIN Alauddin Makassar, Rabu (27/12/2017) kemarin di Center
of Capacity Building FAH, dianggap telah disusupi ajaran Syiah, lantaran
kegiatan bertema “Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW” menghadirkan
Dosen Al-Mustafa International Universty of Iran, Ghasem Muhammadi dan
Ebrahim Zargar.
Ormas Islam Sayangkan
UIN Alauddin Hadirkan Pembicara dari Iran Gowa — Bermaksud mengikuti
kegiatan yang dibawakan dua pengajar dari diAl Mustafa University of
Iran di Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin
(UIN), Samata, Kabupaten Gowa, Rabu (27/22/2017), rombongan Aliansi
Nasional Anti Syiah (ANNAS), dan Lembaga Penelitian dan Pengambangan
Islam (LPPI) Indonesia Timur, serta Laskar Pemburu Aliran Sesat, dicegat
panitia penyelenggara.
“Alasannya
hanya dosen dan mahasiwa UIN yang bisa masuk,” kata Ketua ANNAS Sulsel,
Farid Ma`ruf Nur, saat ditemui. Ia mencurigai kedua warga Iran itu
sengaja didatangkan untuk mensosialisasi ajaran Syiah mereka, yang dalam
fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah dinyatakan sesat dan
menyesatkan. Tim dari Forum Pegiat Media Islam (Forpemi) Sulsel juga
mendapatkan penolakan, padahal mereka bermaksud untuk melakukan
peliputan.
“Mohon maaf, ini kegiatan
tertutup bagi media,” kata salah seorang dosen yang sengaja turun dari
meja utama pembicara dan langsung menghampiri. Dua warga Iran yang
didatangkan itu bernama Ghasem Muhammadi dan Ebrahim Zargar.
Mereka
sudah beberapa hari di Makassar, dan di ruang Lecture Theatre UIN
Alauddin, Samata itu, keduanya menjadi pembicara dalam rangka peringatan
maulid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam.
Namun,
yang membuat Ketua LPPI Indonesia Timur, KH M Said Abd Samad, tidak
terima pernyataan lantaran saat berdialog sebelum membawakan materi,
orang Iran menuduh rombongan LPPI, ANNAS, dan LPAS, anti Palestina.
“Tetapi
yang kami sayangkan, kenapa pihak UIN memberikan ruang kepada orang
Syiah ini, padahal sudah sangat jelas fatwa MUI tentang kesesatan Syiah.
Ini yang kami tidak terima sebentarnya,” tutur Kyai Said.
Fery,
salah seorang mahasiswa UIN, yang mengikuti kegiatan itu, mengungkapkan
kedatangan orang Iran itu memang bagian dari sosialisasi paham Syiah,
sebab penyampaiannya berisi sanjungan kepada Khomeini dan negara Iran.
Sumber dari nahimungkar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar