Pemuda adalah aset bangsa yang tidak ternilai harganya. Kemajuan
suatu bangsa tergantung dari bagaimana pemudanya bertindak. Dalam Islam,
pemuda memiliki peranan penting yaitu mempelajari dan mengetahui ilmu
agama Islam. Namun seiring berjalannya waktu, hampir sebagian besar kata
pemuda identik dengan pemabuk, pencuri, pembegal dan masih banyak
lainnya yang bisa kita lihat di wilayah sekitar kita.
Setiap kali selalu pemuda yang menjadi sorotan, tapi ternyata di balik image
pemuda yang serba salah dan amburadul, ternyata Allah memberikan
keistimewaan yang begitu besar kepada para pemuda yakni usia, kesempatan
belajar, energi, dan idealisme. Itu semua milik pemuda. Bahkan tak
hanya itu, Allah SWT memberikan kekuatan intelektual, ingatan dan
analisa yang tajam. Apakah kita para pemuda merasakan
keistimewaan tersebut?
Coba kita lihat beberapa tokoh ini, seperti Salman Al-Farisi. Dia
adalah seorang pencetus ide pembuatan parit untuk menghadang puluhan
ribu musuh yang tak sebanding jumlahnya dengan kaum muslimin pada waktu
itu. Selain itu, ada Khalid bin Walid. Ia adalah seorang panglima yang
sangat cerdas dalam mengatur strategi dalam peperangan sehingga ia
terkenal sebagai sosok pemuda yang tak pernah kalah dalam berperang
walaupun umurnya masih sangat balia namun semangat kepemudaannya selalu
ia kobarkan.
Selain itu, sebagian dari para tokoh penting kemajuan islam yang
memiliki semangat juang tinggi yakni Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al-
Fatih dan Usamah bin Zaid. Ali bin Abi Talib adalah pemuda yang selalu
menemani dan melindungi Rasulullah sedangkan Muhammad Al-Fatih adalaah
seorang panglima perang pasukan muslim untuk mengalahkan satu imperium
yang telah berdiri kokoh selama 11 abad yaitu Byzantium. Selain itu, ada
Usamah bin zaid yakni pemuda yang dipercayai oleh Rasulullah dalam usia
18 tahun kemudian dilanjutkan dengan Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq.
Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al- Fatih, dan Usamah bin Zaid adalah tiga pemuda Islam yang mempunyai kesaamaan. Pertama, mereka memiliki pemahaman yang baik tentang islam dan menjadikan pemahaman tersebut sebagai pedoman dalam hidupnya. Kedua, rasa cinta terhadap islam dan kemampuan dalam menyebarkan dakwah islam sangat tinggi. Ketiga, mereka adalah pemuda yang telah megikuti peperangan dalam usia muda.
Di
dalam Al-Qur’an, banyak sekali ayat yang menceritakan tentang pemuda,
misalnya kisah para sahabat Rasulullah. Dari berbagai kisah dan
penjelasan tersebut, dapat kita pahami bahwa Al- Qur’an selalu
menempatkan pemuda pada makna yang positif. Seperti firman Allah dalam
surah Ar-Rum berikut:
“Dialah Allah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,kemudian
Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian
Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah ( kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha
Kuasa.” (Ar-Rum [ 30] : 54)
Maksud ayat tersebut ialah: masa keadaan lemah manusia yang pertama
adalah ketika masih kecil, lalu kuat ketika ia sudah dewasa atau muda,
dan ia akan lemah kembali ketika ia memasuki masa tua atau sudah
beruban. Allah ingin menunjukkan bahwa pemuda memiliki kekuatan, dan
pemuda merupakan kekuatan diantara dua kelemahan. Dan dari kekuatan itu,
ada harapan besar bahwa peradaban Islam bisa bangkit pada masa jayanya.
Kisah pemuda juga dijelaskan dalam surah Al-Kahfi. Alkisah, yakni
terdapat bebrapa pemuda yang hidup di masa pemimpinnya seorang yang
zalim. Para pemuda kemudian menentang pemimpinnya dan melarikan diri
hingga masuk ke dalam gua dan menetap di sana. Lalu apa yang terjadi?
Allah menidurkan para pemuda Ashabul Kahfi dalam gua dan membangunkannya
setelah masa kepemimpinan jatuh pada orang beriman. Allah memujinya
karena keteguhan aqidahnya seperti firman Allah dalam surah Al- Kahfi
([18 ] : 13) yakni “ sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang
beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka. ”
Dalam ayat tersebut ada tiga kata kunci yang kita temukan, yakni: pemuda, iman, dan petunjuk.
Lalu bagaimana dengan pemuda masa kini? Apakah semangatnya dalam
beriman dan membangkitkan peradaban Islam selalu mereka kobarkan?
Ternyata
pemuda masa kini mulai menjauh dari nilai-nilai keislaman. Pemahaman
yang bersumber dari pemikiran manusiawi telah meracuni mereka. Pemahaman
barat yang merasuk dalam pemikiran mereka dan menggerakkan jasmaninya
untuk melakukan kemunkaran. Gejala ini mewabah kesemua kalangan umat
Islam yang ada di dunia. Contohnya, sekarang ini banyak sekali budaya
barat yang masuk ke dalam Islam dan akibatnya banyak di antara umat
Islam yang mengikuti gaya barat tersebut baik dalam berpakaian maupun
dalm bertingkah laku.
Pergaulan dan lingkungan inilah yang membuat mereka seolah-olah tak
mempunyai nilai keislaman. Lingkungan merupakan pengaruh yang sangat
berbahaya, lingkungan tidak akan bisa membohongi karakter seseorang.
Lingkungan menentukan ke mana arah yang akan dituju, apakah ke arah yang
benar atau salah. Kuncinya ialah tetap meningkatkan iman karena seburuk
apapun lingkungan kita, tetapi iman kita kuat, kita tidak akan pernah
terpengaruh oleh budaya manapun yang masuk.
Sekarang ini, jarang sekali kita melihat masjid-masjid di lingkungan
kita terisi penuh oleh anak-anak maupun pemuda yang akan membaca Al-
Qur’an. Anehnya, ketika sudah adzan magrib, mereka masih asyik nongkrong
di jalanan. Mereka eakan-akan tak peduli dengan panggilan Allah SWT.
Dalam beberapa ceramah Ustadz Budi Ashari, beliau menyatakan bahwa
“peradaban Islam akan bangkit apabila masjid-masjid dan majelis ilmu
dipenuhi oleh pemuda.’’
Selain itu, Hasan Al- Banna mengungkapkan betapa pentingnya peran
pemuda bagi perjuangan kebangkitan islam. beliau mengungkapkan bahwa
pemuda adalah pilar kebangkitan yang mempunyai tanggung jawab,
kewajiban, dan amanah untuk membina umat. Untuk mengemban tersebut,
beliau menjelaskan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemuda.
Beberapa di antaranya ialah: pemikiran panjang, banyak beramal, bijak
dalam menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat, dan mampu untuk
menunaikan hak-hak umat.
Modal dasar yang harus dimiliki pemuda menurut beliu, adalah: iman, ikhlas, semangat dan amal kebajikan.selain
itu, dari beberapa kisah lampau pemuda pejuang Islam masa lampau
tersebut, diharapkan untuk para pemuda masa kini untuk terus belajar dan
berjuang untuk terus memajukan peradaban Islam guna untuk menjadi
pemimpin dunia yang relijius.
Oleh: Baiq Purna Alimatun Nisa, mahasiswi Universitas Hamzanwadi Lombok Timur
Baca Juga Anak istri selamat tapi adiknya yang Hafal Alquran 30 Juz Lenyap
Baca juga Ketika gempa terjadi maka-amal apa yang harus diperbanyak...?
Oleh: Baiq Purna Alimatun Nisa, mahasiswi Universitas Hamzanwadi Lombok Timur
Baca Juga Anak istri selamat tapi adiknya yang Hafal Alquran 30 Juz Lenyap
Baca juga Ketika gempa terjadi maka-amal apa yang harus diperbanyak...?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar