عَنْ
أَنَسٍ قَالَ قَدِمَ رَسُولُ اللهِ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ
يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ: مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ. قَالُوا كُنَّا
نَلْعَبُ فِيهِمَا فِى الْجَاهِلِيَّةِ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : إِنَّ
اللهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى
وَيَوْمَ الْفِطْرِ . (رواه ابو داوود والنساء)
Dari
Anas, ia berkata: Ketika Rasulullah SAW. datang ke Madinah, penduduknya
mempunyai dua hari yang biasa dirayakan (Nairuz dan Mihrajan). Tanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ada apa dengan dua hari itu?”
Mereka menjawab: “Kami sudah biasa merayakannya sejak zaman
jahiliyyah.” Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian dua hari tersebut
dengan dua hari yang lebih baik, yaitu hari Adlha dan hari Fithri.(Sunan
Abi Dawud kitab As-Shalat bab Shalat Al-‘Idain no. 1136 dan Sunan
An-Nasa`i kitab Shalat Al-‘Idain no. 1567)
Baca Juga Hadist tentang pentingnya menyelisihi Jalannya Orang kafir
Baca Juga Hadist tentang pentingnya menyelisihi Jalannya Orang kafir
Pelajaran yang terdapat didalam hadits:
1-
Sesuatu yang telah telah tergantikan, maka ia menjadi tidak berlaku
karena telah digantikan oleh hal lain. Tidak mungkin berlaku padanya dua
keadaan sekaligus, yaitu antara berlaku dan telah tergantikan, tentu
ini kontradiksi.
2- Pada hadist di atas
diterangkan bahwa Allah ‘azzawajalla telah menggantikan untuk umat Islam
dengan hari raya yang lebih baik daripada perayaan kaum jahiliyah
tersebut, sehingga tidak dibenarkan bila kemudian ada di antara kaum
muslimin yang ikut serta merayakan hari raya orang-orang kafir seperti,"
Merayakan pergantian malam tahun baru."
3-
“Sesungguhnya Allah telah menggantikan dua hari yang lebih baik dari dua
hari tersebut.” menunjukkan pengingkaran beliau akan keikutsertaan
umatnya dalam memeriahkan hari raya kaum kafir.
4-
Ucapan selamat (tahniah) termasuk bentuk keterlibatan dalam perayaan
mereka. Bahkan itu adalah alamat yang paling nampak akan keterlibatannya
dalam perayaan hari raya orang-orang kafir.
5-
Perlu juga kita ketahui, di antara bentuk kasih sayang Allah ta’ala
kepada hamba-Nya adalah tidak diharamkan sesuatu melainkan dihalalkan
hal yang sejenis. Seperti Allah mengharamkan riba, kemudian Allah
menghalalkan jual beli. Mengharamkan zina kemudian Allah halalkan nikah.
Mengharamkan memeriahkan perayaan orang kafir, lalu Allah halalkan
untuk kita dua hari raya besar, idul fitri dan idul adha.
6- Ya Allah… cukupkanlah kami dengan perkara-perkara yang Engkau halalkan, dari perkara – perkara yang Engkau haramkan.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur'an:
-
Dan ciri ‘ibaadurrahman (hamba-hamba Allah yang Maha belas kasih
sayang) adalah, mereka yang berlepas diri dari upacara perayaan hari
raya kaum kafir.
Apakah masuk dalam hal ini ucapan
selamat dan merayakan malam tahun baru? Tentu. Karena secara tidak
langsung, melalui tersebut ia telah ikut serta dan turut mengambil
andil dalam memeriahkan hari raya mereka.
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Hamba-hamba
Allah yang Maha belas kasih sayang, yaitu orang-orang yang tidak mau
menghadiri atau menyaksikan upacara agama kaum musyrik (Az-zuur). Jika
mereka melewati tempat yang sedang digunakan untuk upacara agama oleh
kaum musyrik, mereka segera berlalu dengan sikap baik” (QS. Al-Furqon,
72)