عن أبى هريرة رضي الله عنه،
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ , وَمَا
زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا , وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ
ِللهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. (رواه المسلم)
Dari
Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah
sedekah itu akan mengurangi dari harta seseorang dan tidaklah Allah
menambahkan seseorang itu dengan pengampunan melainkan ditambah pula
kemuliaannya dan tidaklah seseorang itu bertawadhu’ karena mengharapkan
keridhaan Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajat orang itu."
(Riwayat Muslim)
Baca Juga Hadist tentang tawakal penyempurna Tauhid
Baca Juga Hadist tentang tawakal penyempurna Tauhid
Pelajaran yang terdapat dalam hadits
1- Perintah untuk bersedekah dan bertawadhu’ semata-mata karena Allah SWT.
2-
Orang yang bersedekah memperoleh ampunan dan kemuliaan dari Allah dan
orang yang bertawadhu’ (rendah hati) akan diangkat derajatnya oleh Allah
SWT.
3- Tawadhu’ dan rendah hati kepada kaum
mukminin merupakan sifat terpuji yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Karenanya barangsiapa yang tawadhu’ niscaya Allah SWT akan mengangkat
derajatnya di mata manusia di dunia dan di akhirat dalam surga. Di
dunia, orang akan menganggapnya mulia, Allah pun akan memuliakan dirinya
di tengah-tengah manusia, dan kedudukannya akhirnya semakin mulia.
Sedangkan di akhirat, Allah akan memberinya pahala dan meninggikan
derajatnya karena sifat tawadhu’nya di dunia.
4-
Karenanya tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada
kesombongan sekecil apapun, karena negeri akhirat beserta semua
kenikmatannya hanya Allah peruntukkan bagi orang yang tidak tinggi hati
dan orang yang tawadhu’ kepada-Nya.
5- Dalam sifat
terpuji lainnya-, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam merupakan suri
tauladan terbaik. Bagaimana tidak sementara Allah Ta’ala telah
memerintahkan beliau untuk merendah kepada kaum mukminin. Karenanya
beliau senantiasa tawadhu’ dan bergaul dengan kaum mukminin dari seluruh
lapisan, dari yang kaya sampai yang miskin, dari orang kota sampai arab
badui. Beliau duduk berbaur bersama mereka, menasehati mereka, dan
memerintahkan mereka agar juga bersifat tawadhu’. Kedudukan beliau yang
tinggi tidak mencegah beliau untuk melakukan amalan yang merupakan
kewajibannya sebagai kepala rumah tangga. Karenanya sesibuk apapun
beliau, beliau tetap menyempatkan untuk mengerjakan pekerjaan
keluarganya di rumah.
6- Tawadhu’ juga merupakan akhlak mulia dari para nabi ‘alaihimush sholaatu wa salaam.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:
1- Perintah tawadhu,’ sifat tawadhu’ merupakan sifat yang sangat terpuji
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
“Janganlah kalian memuji diri kalian. Dia lah yang paling tahu tentang orang yang bertaqwa.” (An Najm: 32)
2- Tawadhu’ juga merupakan akhlak mulia dari para nabi ‘alaihimush sholaatu wa salaam.
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيا
“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.,,,” (QS. Maryam: 32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar