Lahore – Puluhan ribu warga Pakistan, Rabu (29/08), turun ke jalan untuk memprotes perlombaan menghina Islam yang digelar anggota parlemen Belanda, Geert Wilders. Politikus esktremis itu berencana menyelenggarakan lomba menggambar kartun Nabi Muhammad SAW pada akhir tahun ini.
Aksi massa ini dimotori oleh Jamah Islamiyah Pakistan. Massa bergerak dari provinsi Lahore menuju ibukota Islamabad. Puluhan ribu warga bergabung dalam aksi. Mereka meneriakkan yel-yel di antaranya “Kami siap mati untuk melindungi kehormatan Nabi”.
Para demonstran menolak imbauan pihak berwenang untuk membatasi demonstrasi hanya di kota Lahore. Jika tak ada halangan, massa tiba di Islamabad hari ini. Jarak Lahore ke Islamabad sekitar 270 kilometer.
Sehari sebelumnya, perdana menteri baru Pakistan, Amran Khan, bersumpah pada pertemuan Senat pertama mengangkat masalah ini di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Khan menambahkan bahwa pemerintah Pakistan juga akan mengangkat isu penghinaan terhadap Islam ke Organisasi Kerjasama Islam. Hal itu untuk meminta negara-negara Islam sepakat membawa masalah ini ke internasional.
Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Pakistan memanggil duta besar Belanda untuk Islamabad, untuk memprotes kompetisi yang mencederai Islam itu.
Taliban seru serang tentara belanda untuk lawan lomba Kartun nabi
Kementerian juga mengatakan bahwa pihaknya telah memberi arahan kepada duta besarnya di Belanda mengenai masalah ini.
Wakil tetap Pakistan untuk PBB di New York dan Jenewa berupaya membahas masalah ini dengan Sekretaris Jenderal, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia dan badan-badan terkait lainnya, menurut pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Meskipun
lembaga-lembaga Eropa dan internasional menekankan pada piagam dan
hukum mereka untuk menghormati agama dan mengkriminalisasi pelecehan,
sampai sekarang mereka belum bergerak menghentikan kompetisi yang
diselenggarakan oleh Geert Wilders itu.
Baca Juga Diancam dibunuh politikus belanda anti islam Urungkan niat untuk mengdakan lomba kartun Nabi
Sumber: Al-Jazeera
Redaktur: Sulhi El-Izzi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar