Etimologi
"Muhammad" (Arab: محمد بن عبد الله; Transliterasi: Muḥammad; diucapkan [mʊħɑmmæd])secara
bahasa berasal dari akar kata semitik 'H-M-D' yang dalam bahasa Arab
berarti "dia yang terpuji". Selain itu, dalam salah satu
ayat Al-Qur'an, Muhammad dipanggil dengan nama "Ahmad" (أحمد), yang
dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".
Sebelum
masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua gelar dari sukuQuraisy (suku
terbesar di Mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amiin yang
artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang
benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan
gelar Rasul Allāh (رسول الله), kemudian menambahkan kalimatShalallaahu
'Alayhi Wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah
memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W"
atau "SAW") setelah namanya.
Muhammad
juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim yang berarti "bapak Qasim",
karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi
ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
Baca Juga Hadist Tentang Keutamaan sholat dhukha
Baca Juga Hadist Tentang Keutamaan sholat dhukha
Genealogi
Silsilah
Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b
bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin
Nizar bin Ma`ad bin Adnan. Silsilah sampai Adnan disepakati oleh para
ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Adnan secara
umum diyakini adalah keturunan dari Ismail bin Ibrahim, yang selanjutnya
adalah keturunan Sam bin Nuh.
Walaupun
demikian, terdapat sejarawan yang menyusun silsilah yang lebih jauh
lagi. Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani, di salah satu riwayatnya
menyebutkan silsilah hingga Adam. Silsilah tersebut adalah Muhammad
binAbdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul
Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib
bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin
Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin
al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit
bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikhbin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh binAkhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits binAdam.
Riwayat
Kelahiran
Para
ulama dan penulis sirah sepakat bahwa hari kelahiran Muhammad jatuh
pada bulan Rabiul Awal. Muhammad lahir di Mekkah, kota bagian
selatan Jazirah Arab, sekitar tahun 570, berdekatan dengan Tahun
Gajah yang merupakan tahun kegagalan penyerangan Mekkah oleh pasukan
bergajah di bawah pimpinanAbrahah. Pendapat paling mashyur merujuk
tanggal 12 Rabiul Awal sebagai hari kelahiran Muhammad. Berdasarkan teks
hadis, Muhammad menyebut hari Senin sebagai hari kelahirannya.
Penulis sirah Sulaiman Al-Manshurfuri dan ahli astronomi Mahmud Basya
dalam penelitiannya melacak hari Senin yang dimaksud bertepatan dengan
tanggal 9 Rabiul Awal.
Muhammad
berasal dari salah satu klan suku Quraisy yakni Bani Hasyim yang
mewarisi silsilah terhormat di Mekkah, meskipun tak terpandang karena
kekayaannya. Ayahnya, Abdullah meninggal saat Muhammad masih dalam
kandungan, enam bulan sebelum kelahiran. Muhammad bayi dibawa tinggal
bersama keluarga dusun di pedalaman, mengikuti tradisi perkotaan kala
itu untuk memperkuat fisik dan menghindarkan anak dari penyakit
perkotaan. Ia diasuh dan disusui oleh Halimah binti Abi Dhuayb di
kampung Bani Saad selama dua tahun. Setelah itu, Muhammad kecil
dikembalikan untuk diasuh kepada budak Ummu Aiman. Pada usia ke-6,
Muhammad kehilangan ibunya, Aminah karena sakit. Selama dua tahun
berikutnya, kebutuhan Muhammad ditanggung dan dicukupi oleh kakeknya
dari keluarga ayah, 'Abd al-Muththalib. Ketika berusia delapan tahun,
kakeknya meninggal dan Muhammad berikutnya diasuh oleh pamannya Abu
Thalib yang tampil sebagai pemuka Bani Hasyim sepeninggal Abdul
Muththalib.
Perkenalan dengan Khadijah
Ketika
Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang
dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula
dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan
menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu
pendapatan yang stabil. Muhammad sering menemani pamannya berdagang ke
arah Utara dan kabar tentang kejujuran dan sifatnya yang dapat dipercaya
menyebar luas dengan cepat, membuatnya banyak dipercaya sebagai agen
penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.
Salah
seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat
jujur dan dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah
seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki
status tinggi di kalangan suku Arab. Sebagai seorang pedagang, ia juga
sering mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah
Arab. Reputasi Muhammad membuat Khadijah memercayakannya untuk mengatur
barang dagangan Khadijah, Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua
kali lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika sekembalinya Muhammad
membawakan hasil berdagang yang lebih dari biasanya.
Seiring
waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka menikah
pada saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah berusia
mendekati umur 40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan yang dapat
menawan Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan status janda yang
dimiliki oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada
saat itu suku Quraisy memiliki budaya yang lebih menekankan kepada
perkawinan dengan seorang gadis ketimbang janda. Meskipun kekayaan
mereka semakin bertambah, Muhammad tetap hidup sebagai orang yang
sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal
yang lebih penting.
Memperoleh gelar
Ketika
Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan
Kakbah. Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa
yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Muhammad dapat menyelesaikan
masalah tersebut dan memberikan penyelesaian adil. Saat itu ia dikenal
di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya
sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al Amin yang
artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan
pula bahwa Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan
keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci
sifat-sifat tamak, angkuh dan sombong yang lazim di kalangan bangsa Arab
saat itu. Ia dikenal menyayangi orang-orang miskin, janda-janda tak
mampu dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha
menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang sudah
membudaya di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi,
meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia
dikenal sebagaiAs-Saadiq yang berarti "yang benar".
Kerasulan
Muhammad
dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan
kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering
menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur
kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagaiJabal An Nur. Ia bisa
berhari-hari bertafakur ( merenung) dan mencari ketenangan dan
sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada
zaman tersebut yang senang bergerombol. Dari sini, ia sering berpikir
dengan mendalam, dan memohon kepada Allah supaya memusnahkan
kekafirandan kebodohan.
Muhammad pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang
dan membacakan surah pertama dari Quran yang disampaikan kepada
Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk
membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan
berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar
Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata:
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَق* خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ *
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ * الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ * عَلَّمَ
الْإِنْسَانَمَا لَمْ يَعْلَمْ
"Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar
manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya."— Al-Alaq 96: 1-5
Muhammad
berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus
pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut
perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39
tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah atau
tahun masehi (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua
Hira tersebut, Muhammad kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan
suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa yang
baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya selimut.
Diriwayatkan
pula untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad
mendatangi saudara sepupunya yang juga seorang Nasrani yaitu Waraqah bin
Naufal seorang pendeta yang buta. Waraqah banyak mengetahui nubuat
tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi.
Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia
telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah
menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang
kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan
memusuhi dan melawannya.
Muhammad
menerima ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23
tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang
sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat Quran turun disertai
olehAsbabun Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat).
Ayat-ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al
Mushaf yang juga dinamakan Al- Qurʾān (bacaan).
Sebagian
ayat Quran mempunyai tafsir atau pengertian yang izhar (jelas),
terutama ayat-ayat mengenai hukum Islam, hukum perdagangan, hukum
pernikahan dan landasan peraturan yang ditetapkan oleh Islam dalam aspek
lain. Sedangkan sebagian ayat lain yang diturunkan pada Muhammad
bersifat samar pengertiannya, dalam artian perlu ada interpretasi dan
pengkajian lebih mendalam untuk memastikan makna yang terkandung di
dalamnya, dalam hal ini kebanyakan Muhammad memberi contoh langsung
penerapan ayat-ayat tersebut dalam interaksi sosial dan religiusnya
sehari-hari, sehingga para pengikutnya mengikutinya sebagai contoh dan
standar dalam berperilaku dan bertata krama dalam kehidupan
bermasyarakat.
Mendapatkan pengikut
Selama
tiga tahun pertama sejak pengangkatannya sebagai rasul, Muhammad hanya
menyebarkan Islam secara terbatas di kalangan teman-teman dekat dan
kerabatnya, hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi akut dan masif dari
kalangan bangsa Arab saat itu yang sudah sangat terasimilasi budayanya
dengan tindakan-tindakan amoral, yang dalam konteks ini bertentangan
dengan apa yang akan dibawa dan ditawarkan oleh Muhammad. Kebanyakan
dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad pada masa-masa
awal adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam yang
dekat dengannya di kehidupan sehari-hari, antara
lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal
tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Setelah
sekian lama banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin
Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin
Harits, Amr bin Nufailyang kemudian masuk ke agama yang dibawa Muhammad.
Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun
al-Awwalun atau Yang pertama-tama.
Penyebaran Islam
Sekitar
tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam,
Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada
masyarakat Mekkah, respons yang ia terima sangat keras dan masif. Ini
disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan
apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Mekkah saat itu.
Pemimpin Mekkah Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila
yang akan merusak tatanan hidup orang Mekkah. Akibat penolakan keras
yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan yang
dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Muhammad dan
banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan
dikucilkan dari pergaulan masyarakat Mekkah.
Walau
mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah
besar. Para pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui
perdagangan ke negeri Syam, Persia, dan kawasan jazirah Arab. Setelah
itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian datang ke Mekkah
dan Madinah untuk mendengar langsung dari Muhammad, penampilan dan
kepribadian baiknya yang sudah terkenal memudahkannya untuk mendapat
simpati dan dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi
semakin mudah ketika Umar bin Khattab dan sejumlah besar tokoh petinggi
suku Quraisy lainnya memutuskan untuk memeluk ajaran Islam, meskipun
banyak juga yang menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan
sangat besar di Mekkah dan Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan
banyak pengikut dari negeri Farsi (sekarang Iran), salah satu yang
tercatat adalah Salman al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang
kemudian menjadi sahabat Muhammad.
Penyiksaan
yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong
lahirnya gagasan untuk berhijrah(pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia) . Negus atau
raja Habsyah, seorang Kristen yang adil, memperbolehkan orang-orang
Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa
di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota
yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.
Hijrah ke Madinah
Masyarakat
Arab dari berbagai suku setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk beziarah
ke Bait Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan
berbagai tradisi keagamaan dalam kunjungan tersebut. Muhammad melihat
ini sebagai peluang untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Di antara mereka
yang tertarik dengan ajarannya ialah sekumpulan orang dari Yatsrib.
Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang yang telah terlebih dahulu
memeluk Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara
sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk
melindungi para pemeluk Islam dan Muhammad dari kekejaman penduduk
Mekkah.
Tahun
berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke
Mekkah, mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya.
Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut
Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang
orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yastrib dikarenakan situasi
di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para pemeluk Islam. Muhammad
akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah ke Yastrib
pada tahun 622 M.
Mengetahui
bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan Mekkah,
masyarakatjahiliyah Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan
bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yastrib, Muhammad akan mendapat
peluang untuk mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah yang jauh lebih
luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia dan pemeluk Islam
terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian, akhirnya
masyarakat Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah
kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah
atau Madinatun Nabi(kota Nabi).
Di Madinah,
pemerintahan (kekhalifahan) Islam diwujudkan di bawah pimpinan
Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di
Madinah, begitupun kaum minoritas Kristen dan Yahudi. Dalam periode
setelah hijrah ke Madinah, Muhammad sering mendapat serangkaian
serangan, teror, ancaman pembunuhan dan peperangan yang ia terima dari
penguasa Mekkah, akan tetapi semuanya dapat teratasi lebih mudah dengan
umat Islam yang saat itu telah bersatu di Madinah.
Pembebasan Mekkah
Tahun
629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat
kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000 orang,
saat itu ia bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan menyatukan para
penduduk kota Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah yang tidak memiliki
pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah
tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah akan diserahkan tahun
berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya
ketika ia kembali, ia telah berhasil mempersatukan Mekkah dan Madinah,
dan lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil menyebarluaskan Islam ke
seluruh Jazirah Arab.
Muhammad
memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala
yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan
menegakkan peraturan Islam di kota Mekkah.
Wafat
Pada
bulan Juni 632 M, dia mengalami sakit ketika tengah berada di
rumah Maimunah namun kemudian meminta pindah ke rumah Aisyah. Setelah
sebelumnya mengalami demam dan beberapa kali pingsan, dia meminta
kepada Abu Bakaruntuk menggantikannya mengimami jamaah. Diapun akhirnya
meninggal dalam pangkuan Aisyah dan jenazahnya dikuburkan di rumah
istrinya tersebut.
Mukjizat
Seperti nabi dan rasul sebelumnya,
Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi,
seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan
kitab suci agama samawi, dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di
dalam kandungan, masa kecil dan remaja. Muhammad diyakini
diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Umat
Muslim meyakini bahwa mukjizat terbesar Muhammad adalah kitab suci umat
Islam yaitu Al-Qur'an. Hal ini disebabkan karena masa itu kebudayaan
bangsa Arab yang sedang maju adalah dalam bidang ilmu sastra,
khususnyabahasa dan syair. Dikatakan sebagai mukjizat karena Al-Quran
dianggap memiliki tatanan sastra Arab tingkat tertinggi yang disampaikan
oleh seorang buta huruf, dan setiap mukjizat yang dibawa oleh para
rasul selalu menandingi arah gejala (tren) yang sedang ramai. Kemudian
Al-Qur'an juga mengubah total segi kehidupan bangsa Arab dengan membawa
banyak peraturan keras untuk menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru,
yang sebelumnya moral dan perilaku mereka sangatlah rusak, seperti
menyembah berhala, berjudi, merampok, membunuh anak-anak karena takut
akan kemiskinan dan kelaparan, minum-minuman keras, saling berperang
antarsuku dan lain-lain.
Mukjizat
lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah
terbelahnya bulan serta perjalanan Isra dan Mi'raj dari Madinah
menuju Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat. Kemampuan lain yang
dimiliki Muhammad adalah kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak
dipuji serta menjadi panutan para pemeluk Islam hingga saat ini.
Garis Waktu
Kronologi Muhammad dari lahir sampai kematian:
Tahun
|
Kejadian
|
570
|
Tanggal lahir, 20 April di Kota Mekkah
|
570
|
Tahun Gajah, gagalnya Abrahah menyerang
|
576
|
Meninggalnya ibu, Aminah
|
578
|
Meninggalnya kakek, Abdul Muthalib
|
583
|
Melakukan perjalanan dagang ke Suriah bersama Abu Thalib
|
595
|
Bertemu dan menikah dengan Khadijah
|
610
|
Wahyu pertama turun di Gua Hira dan menjadi nabi sekaligus rasul, kemudian mendapatkan sedikit pengikut:As-Sabiqun al-Awwalun
|
613
|
Menyebarkan Islam kepada umum
|
614
|
Mendapatkan banyak pengikut
|
615
|
Hijrah pertama ke Habsyah
|
616
|
Awal dari pemboikotan Quraisy terhadap
|
619
|
Akhir dari pemboikotan Quraish terhadap Bani Hasyim
|
619
|
Tahun kesedihan: Khadijah dan Abu Thalib meninggal
|
620
|
Dihibur oleh Allah melalui Malaikat
|
621
|
Bai'at 'Aqabah pertama
|
622
|
Bai'at 'Aqabah kedua
|
622
|
Hijrah ke Madinah
|
624
|
Pertempuran Badar
|
624
|
Pengusiran Bani Qaynuqa
|
625
|
Pertempuran Uhud
|
625
|
Pengusiran Bani Nadir
|
625
|
Pertempuran Zaturriqa`
|
626
|
Penyerangan ke Dumat al-Jandal: Suriah
|
627
|
Pertempuran Khandak
|
627
|
Perang Bani Qurayzhah
|
628
|
Perjanjian Hudaibiyyah
|
628
|
Melakukan umrah ke Ka'bah
|
628
|
Pertempuran Khaybar
|
629
|
Melakukan ibadah haji
|
629
|
Pertempuran Mu'tah
|
630
|
Pembukaan Kota Makkah
|
630
|
Pertempuran Hunain
|
630
|
Pertempuran Autas
|
630
|
Pendudukan Thaif
|
631
|
Menguasai sebagian besar Jazirah Arab
|
632
|
Pertempuran Tabuk
|
632
|
Haji Wada'
|
632
|
Meninggal (8 Juni): Madinah
|
Ciri fisik Muhammad
Beberapa hadist meriwayatkan
beberapa ciri fisik yang diceritakan oleh para sahabat dan istrinya.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Muhammad berperawakan sedang,
berkulit putih kemerahan, berjanggut tipis, dan digambarkan memiliki
fisik yang sehat dan kuat oleh orang di sekitarnya. Riwayat lain
menyebutkan Muhammad bermata hitam, tidak berkumis, berjanggut sedang,
serta memiliki hidung bengkok yang sesuai dengan ciri
antropologis bangsa Semit pada umumnya.
Pernikahan
Selama
hidupnya Muhammad menikah dengan 11 atau 13 orang wanita (terdapat
perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah
dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Khawla binti Hakim menyarankan kepadanya untuk menikahi Saudah binti Zam'ah (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar).
Atas perintah Allah, Muhammad menikahi keduanya. Kemudian Muhammad
tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi hingga jumlah seluruhnya
sekitar 11 orang, sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal
Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpend apat
bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan
politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi
para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang
menekankan perkawinan dengan perawan).
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam
mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya seperti yang disebutkan di
dalam Qur'an dan Hadist, bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi nabi
bagi seluruh umat manusia,
Saba' 34:28
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Wahai
Muhammad, sesungguhnya Kami tidak mengutusmu kecuali untuk seluruh umat
manusia, sebagai pembawa berita gembira bagi orang beriman dan pemberi
peringatan bagi orang kafir. Namun sebagian besar manusia tidak
mengetahui kebenaran dirimu dan misi kerasulanmu yang universal. (28)
sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing,
Yunus 10:47
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ رَسُولُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُم بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Telah
datang seorang rasul untuk setiap umat guna menyampaikan seruan Allah.
Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian lainnya ada yang
mendustakan. Maka apabila telah datang hari pengumpulan, dan Rasul
mereka datang dan memberikan kesaksian kekufuran atas orang-orang yang
mendustakannya, dan kesaksian keimanan kepada orang-orang yang beriman,
maka Allah akan memutuskan di antara mereka dengan keadilan yang
sempurna. Maka Dia tidak akan menzalimi seorang pun dalam memberikan
balasan bagi orang yang berhak menerimanya. (47)
Al-Mu'minuun 23:44
ثُمَّ
أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَىٰ ۖ كُلَّ مَا جَاءَ أُمَّةً رَّسُولُهَا
كَذَّبُوهُ ۚ فَأَتْبَعْنَا بَعْضَهُم بَعْضًا وَجَعَلْنَاهُمْ
أَحَادِيثَ ۚ فَبُعْدًا لِّقَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ
Lalu
Kami mengutus rasul-rasul Kami kepada kaumnya masing-masing secara
berturut-turut. Setiap kali seorang rasul datang kepada kaumnya, ia
dianggap bohong dalam menyampaikan dakwahnya. Mereka pun kemudian Kami
binasakan secara berturut-turut. Kabar tentang mereka Kami jadikan bahan
omongan dan keheranan orang. Terusirlah dari kasih sayang Kami dan
binasalah orang-orang yang tidak mempercayai dan tidak tunduk kepada
kebenaran! (44)
seperti halnya Nabi Musa yang hanya diutus untuk Bani Israil saja.
Sedangkan
kesamaan ajaran yang dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul sebelumnya
ialah sama-sama mengajarkankeesaan Tuhan, yaitu kesaksian bahwa Tuhan
yang berhak disembah hanyalah Allah.
Q.S. Al-Anbiya 21: 25
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Tidak
seorang rasul pun sebelummu, Muhammad, yang Aku utus tanpa Aku wahyukan
untuk menyampaikan kepada umatnya bahwa tidak ada yang pantas disembah
kecuali Aku. Oleh karena itu, tuluslah dalam beribadah kepada-Ku. (25)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar