Genealogi
Menurut
sejarah Islam, Syuaib memiliki nasab sebagai berikut, Syu'aib bin Mikil
bin Yasjir bin Madyan bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin
Ra'u bin Falij bin ʿAbir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh.
Syu'aib secara tradisional dianggap sebagai Yitro, dan menjadi bapak
mertua Musa dalam ajaran Samawi, karena Musa telah menikahi putrinya
yang bernama Saffurah (Safrawa). Saffurah kemudian melahirkan 2 putra
bagi Musa. Seorang putra Rehuel, Hobab kemudian ikut Musa pergi ke tanah
Kanaan. Setelah orang Israel masuk ke tanah Kanaan, keturunannya diberi
sebidang tanah dan tinggal di tengah-tengah orang Israel.
Baca Juga Tentang Doa Pamungkas Rasulullah S.A.W Ketika Perang Badar.
Biografi
Menurut
Islam, Syu'aib adalah salah satu dari 4 nabi bangsa Arab. Tiga nabi
lainnya adalah Hud, Shaleh, dan Muhammad. Ia seorang nabi yang dijuluki
juru pidato karena kecakapan dan kefasihannya dalam berdakwah.
Dia
diyakini merupakan cicit laki-laki Ibrahim. Dia diutus sebagai nabi
untuk kaum Madyan untuk memperingatkan mereka karena
kecurangan-kecurangan mereka. Ketika mereka tidak menyesali
perbuatannya, Allah menghancurkan kaum tersebut.
Kaum Madyan
Umat
muslim meyakini bahwa Syu'aib ditetapkan oleh Allah untuk menjadi
seorang nabi yang tinggal di timur Gunung Sinaikepada
kaum Madyan dan Aykah. Yaitu kaum yang tinggal di pesisir Laut Merah di
tenggara Gunung Sinai. Masyarakat tersebut disebut karena terkenal
perbuatan buruknya yang tidak jujur dalam timbangan dan ukuran juga
dikenal sebagai kaum kafir yang tidak mengenal Tuhan. Mereka menyembah
berhala bernama al-Aykah, yaitu sebidang tanah gurun yang ditumbuhi
pepohonan atau pepohonan yang lebat.
Syu'aib
memperingatkan perbuatan mereka yang jauh dari ajaran agama, namun
kaumnya tidak menghiraukannya. Syu'aib menceritakan pada kaumnya
kisah-kisah utusan-utusan Allah terdahulu yaitu kaum Nuh, Hud, Shaleh,
dan Luthyang paling dekat dengan Madyan yang telah dibinasakan Allah
karena enggan mengikuti ajaran nabi. Namun, mereka tetap enggan,
akhirnya Allah menghancurkan kaum Madyan dengan bencana melalui doa
Syu'aib.
Dakwah
Ketika
berdakwah bagi kaum Madyan, Nabi Syu'aib menerima ejekan masyarakat
yang tidak mau menerima ajarannya karena mereka enggan meninggalkan
sesembahan yang diwariskan dari nenek moyang kepada mereka. Namun,
Syu'aib tetap sabar dan lapang dada menerima cobaan tersebut. Ia tidak
pernah membalas ejekan mereka dan tetap berdakwah. Bahkan, dakwahnya
semakin menggugah hati dan akal. Dalam berdakwah kadang ia
memberitahukan bahwa dia sebenarnya sedarah dengan mereka. Hal ini
memiliki tujuan agar kaumnya mau menuju jalan kebenaran. Karena itulah
ia diangkat menjadi rasul Allah yang diutus bagi kaumnya sendiri. Nabi
Syu'aib yang saat itu memiliki beberapa pengikut, mulai mendapat ejekan
kasar dari kaum lain. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai penyihir dan
pesulap ulung.
Balasan Allah
Nabi
Syu'aib mengerti bahwa kaumnya telah ditutup hatinya. Ia berdoa kepada
Allah agar diturunkan azab pada kaum Madyan. Allah mengabulkan doa
Syu'aib dan menimpakan azab melalui beberapa tahap.
Kaum
Madyan pada awalnya diberi siksa Allah melalui udara panas yang
membakar kulit dan membuat dahaga. Saat itu, pohon dan bangunan tidak
cukup untuk tempat berteduh mereka. Namun, Allah memberikan gumpalan
awan gelap untuk kaum Madyan. Kaum Madyan pun menghampiri awan itu untuk
berteduh sehingga mereka berdesak-desakan dibawah awan itu. Hingga
semua penduduk terkumpul, Allah menurunkan petir dengan suaranya yang
keras di atas mereka. Saat itu juga Allah menimpakan gempa bumi bagi
mereka, menghancurkan kota dan kaum Madyan.
Dalam Al-Qur'an
Nabi Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 17 kali yang terdapat dalam :
Surat Al A’Raaf sebanyak 5 kali yaitu ayat 85, 88, 90, 92, dan 93.
Ayat 85
وَإِلَىٰ
مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا
لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن
رَّبِّكُمْ ۖفَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ
أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ
إِصْلَاحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Kami
juga telah mengutus kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'ayb. Ia
berkata, "Menyembahlah kalian hanya kepada Allah. Tidak ada tuhan selain
Dia. Telah datang untuk kalian bukti- bukti yang menjelaskan kebenaran
dari Tuhan sebagai penguat risalah yang aku bawa. Pesan-pesan Tuhan
kalian agar selalu mengadakan perbaikan antar sesama dan selalu berlaku
adil juga telah datang. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dalam
jual beli kalian. Jangan membuat kerusakan di muka bumi yang baik ini
dengan merusak tanaman atau lainnya, serta memutuskan tali persudaraan.
Yang demikian itu lebih baik jika kalian betul-betul beriman kepada
Allah dan kebenaran yang nyata. (85)
Ayat 88
قَالَ
الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِن قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا
شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِن قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ
فِي مِلَّتِنَا ۚ قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ
Begitulah
dakwah Syu'ayb kepada kaumnya. Akan tetapi kaumnya telah merajalela
dalam kebatilan. Para pembesar mereka yang sombong dan tidak menerima
kebenaran menghadapi Syu'ayb dengan mengatakan, "Kami pasti akan
mengeluarkanmu beserta orang-orang yang beriman bersamamu dari kota
kami, dan akan kami usir kalian. Tidak akan kami selamatkan kalian dari
siksa ini, kecuali kalau kalian mengikuti agama kami yang telah kalian
tinggalkan." Lalu Syu'ayb menjawab, "Apakah kami akan kembali kepada
agamamu, padahal kami tidak menyukainya karena rusak? Tidak mungkin itu
akan terjadi." (88)
Ayat 90
وَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَوْمِهِ لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا لَّخَاسِرُونَ
Sampai
di sini, kaum Syu'aib merasa putus asa menundukkan Syu'ayb dan
pengikutnya. Mereka tetap teguh pada agama mereka. Mereka merasa cemas
pengikut Syu'ayb akan semakin banyak melihat kekuatan dan ketegarannya
dalam berdakwah. Karena itulah para pembesar mereka yang kafir beralih
kepada pengikut mereka, mengancam mereka dengan mengatakan, "Demi Tuhan,
jika kalian tunduk kepada Syu'ayb dengan menerima ajakannya, maka
sesungguhnya kalian telah merugikan kehormatan dan kekayaan kalian
dengan mengikuti agama yang salah, yang belum pernah diikuti oleh
leluhur kalian." (90)
Ayat 92
الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا فِيهَا ۚ الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَاسِرِينَ
Inilah
siksa Allah terhadap orang-orang yang mendustakan Syu'ayb, mengancam
akan mengusirnya dari kota mereka serta menolak ajakannya. Mereka semua
binasa. Kotanya pun hancur seperti belum pernah dihuni oleh orang-orang
yang mendustakan Syu'ayb dan mengira bahwa orang yang mengikutinya akan
merugi. Mereka itulah sebenarnya yang merugi karena kehilangan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. (92)
Ayat 93
فَتَوَلَّىٰ
عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي
وَنَصَحْتُ لَكُمْ ۖ فَكَيْفَ آسَىٰ عَلَىٰ قَوْمٍ كَافِرِينَ
Inilah
siksa Allah terhadap orang-orang yang mendustakan Syu'ayb, mengancam
akan mengusirnya dari kota mereka serta menolak ajakannya. Mereka semua
binasa. Kotanya pun hancur seperti belum pernah dihuni oleh orang-orang
yang mendustakan Syu'ayb dan mengira bahwa orang yang mengikutinya akan
merugi. Mereka itulah sebenarnya yang merugi karena kehilangan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. (92)
Surat Hud sebanyak 7 kali yaitu ayat 84, 85, 87, 88, 91, 92, dan 94.
Ayat 84
وَإِلَىٰ
مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا
لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ وَلَا تَنقُصُوا الْمِكْيَالَ
وَالْمِيزَانَ ۚ إِنِّي أَرَاكُم بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ
عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيطٍ
Sesungguhnya
Kami mengutus kepada penduduk Madyan(1) saudara mereka, Syu'aib. Ia
berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada
Tuhan yang patut disembah selain Dia. Janganlah kalian mengurangi
takaran dan timbangan saat kalian menjual sesuatu yang harus ditimbang
kepada orang lain. Sesungguhnya aku melihat ada kebaikan yang diharapkan
dari kalian untuk bersyukur dan taat kepada Allah serta memberikan
hak-hak orang lain dengan sempurna. Aku khawatir jika kalian tidak
mensyukuri karunia Allah dan tidak menaati perintah-Nya, siksaan hari
yang kalian tidak akan mampu menghindarinya akan menimpa kalian. Sebab,
siksaan hari itu meliputi semua orang yang tersiksa, dan tidak ada jalan
keluar untuk menyelamatkan diri. (1) Ayat ini dan ayat berikutnya
menerangkan bahwa mengurangi takaran dan timbangan adalah suatu tindakan
kejahatan yang pelakunya harus ditindak secara hukum. Menurut Islam
hukumannya adalah ta'zîr (sanksi yang penentuannya ditetapkan oleh pihak
penguasa). Dalam hukum konvensional, tindakan tersebut dikenal dengan
kejahatan pemalsuan timbangan atau takaran yang juga ada sanksi
hukumnya. Oleh al-Qur'ân hal tersebut dilarang sebagai upaya melindungi
harta. Negeri Madyan terletak antara utara Hijâz dan selatan Syâm. Di
situ, terdapat pepohonan rindang yang dinamakan Aykah. Allah telah
mengirim siksa yang kejam lantaran penduduk negeri itu
mendurhakai-Nya. (84)
Ayat 85
وَيَا
قَوْمِ أَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا
تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ
مُفْسِدِينَ
Wahai
kaumku, laksanakanlah timbangan dan takaran barang yang kalian jual
secara adil dan seimbang dengan tidak mengurangi atau melebihkannya.
Jangan kalian kurangi hak-hak orang lain yang ada pada barang itu. Dan
jangan kalian membuat kejahatan dan kerusakan di muka bumi dengan
merampas harta, menyerang dan membegal mereka, serta menjadikan
kejahatan sebagai cara memperoleh harta secara tidak benar. (85)
Ayat 87
قَالُوا
يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ
آبَاؤُنَا أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ ۖ إِنَّكَ
لَأَنتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ
Dengan
nada mencemooh dan meremehkan mereka berkata, "Wahai Syu'aib,
agamamukah yang menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang
disembah oleh nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta
sesuka kami menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya
itu adalah tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai
dengan kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam
berpendapat. Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi
berakal." (87)
Ayat 88
قَالَ
يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّي
وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ
إِلَىٰ مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا
اسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّـهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ
وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Syu'aib
berkata, "Wahai kaumku, bagaimana menurut kalian jika aku memiliki
bukti nyata dan keyakinan dari Tuhanku dan aku diberi rezeki yang baik
sebagai karunia dari-Nya, apakan patut aku menyembunyikan sesuatu yang
harus kusampaikan kepada kalian, seperti perintah meninggalkan
penyembahan berhala, menepati timbangan dan takaran, perintah
meninggalkan berbuat kerusakan di muka bumi? Aku tidak ingin melakukan
apa yang aku larang. Dengan nasihat, perintah dan larangan, aku hanya
menginginkan perbaikan sesuai dengan kekuatan, usaha dan kesanggupanku.
Dan aku tidak akan mendapatkan kebenaran kecuali dengan pertolongan dan
dukungan-Nya. Hanya kepada-Nyalah aku bertawakal. Dan juga hanya
kepada-Nyalah aku kembali. (88)
Ayat 91
قَالُوا
يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِّمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ
فِينَا ضَعِيفًا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ ۖ وَمَا أَنتَ
عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ
Mereka
berkata, "Wahai Syu'aib, kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang
kamu katakan. Kami tegaskan kepadamu bahwa dalam pandangan kami,
keberadaanmu di tengah-tengah kami sangat lemah, tidak memiliki
kesanggupan untuk membela diri dan meyakinkan, jika kami berkehendak
menyakitimu. Kalau bukan karena kami ingin mengambil hati keluargamu
yang seagama dengan kami, tentu kami sudah membunuhmu dengan cara rajam.
Kamu bukanlah seseorang yang berwibawa sehingga kami harus memuliakan
serta melindungimu dari perajaman. Sikap kami terhadap keluargamu itulah
yang membuat kami tidak membunuhmu." (91)
Ayat 92
قَالَ
يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُم مِّنَ اللَّـهِ وَاتَّخَذْتُمُوهُ
وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۖ إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Syu'aib
menjawab, "Wahai kaumku, apakah keluargaku lebih pantas kalian pergauli
dengan baik daripada Allah, sehingga mereka selalu kalian ingat dan
Allah kalian lupakan. Kalian pergauli aku dengan baik sementara Allah
kalian perlakukan seperti sesuatu yang dicampakkan? Sesungguhnya Tuhanku
Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Tidak ada satu pun
perbuatan kalian yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dia akan
memperhitungkan itu semua meskipun kalian melupakannya. (92)
Ayat 94
وَلَمَّا
جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ
بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ
فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Ketika
perintah Kami untuk menyiksa dan menghancurkan mereka datang, Kami
selamatkan Syu'aib dan pengikutnya yang beriman dari siksaan dan
kehancuran. Keselamatan mereka itu disebabkan oleh kasih sayang Kami
kepada mereka. Penduduk Madyan yang kafir itu dibinasakan oleh suara
keras yang menggoncang dan menghancurkan. Mereka lalu mati
bergelimpangan di tempat tinggal mereka dengan muka tertelungkup, tidak
bergerak sedikit pun(1). (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85
surat ini. (94)
Surat Asy Syu'araa' sebanyak 3 kali yaitu ayat 177, 188, dan 189.
Ayat 177
إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا تَتَّقُونَ
Ingatkanlah
kaummu, wahai Muhammad, tatkala Syu'ayb berkata kepada penduduk Aykah,
"Apakah kalian tidak takut kepada Allah dan beriman kepada-Nya?" Dengan
segera mereka langsung mendustakannya. (177)
Ayat 188
قَالَ رَبِّي أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Syu'ayb
berkata, "Tuhanku Maha Mengetahui kemaksiatan yang kalian lakukan, dan
kalian berhak mendapatkan azab. Dia akan menimpakan azab itu kepada
kalian pada saat yang telah ditentukan." Ucapan ini mencerminkan
kepasrahan Syu'ayb kepada Allah. Tujuannya tidak lain untuk
memperingatkan mereka.(188)
Ayat 189
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Akan
tetapi, mereka tetap bersikukuh mendustakan Syu'ayb. Lalu Allah
menurunkan kepada mereka cuaca yang sangat panas, sehingga membuat
mereka berlarian tanpa membawa naungan apa-apa. Tatkala mereka semua
berkumpul di bawah naungan awan, Allah menimpakan kepada mereka
gumpalan-gumpalan api. Mereka pun binasa di hari yang luar biasa dahsyat
itu. (189)
Surat Al ‘Ankabuut sebanyak 2 kali yaitu ayat 36 dan 37.
Ayat 36
وَإِلَىٰ
مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ
وَارْج#1615;وا الْيَوْمَ الْآخِرَ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ
مُفْسِدِينَ
Allah
telah mengirimkan seorang rasul kepada penduduk Madyan, yaitu Nabi
Syu'ayb. Dia menyerukan mereka kepada ketauhidan dan beribadah kepada
Allah, takut kepada hari akhir dan melakukan apa yang mendatangkan
pahala Allah sebagaimana yang mereka harapkan, serta melarang mereka
untuk terus- menerus melakukan perusakan bumi. (36)
Ayat 37
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Lalu
mereka mendustakan dan mendurhakainya. Maka Allah menghancurkan mereka
dengan gempa sangat keras yang meruntuhkan rumah-rumah mereka dan
menimpa diri mereka sehingga mereka mati bergelimpangan. (37)
Sementara untuk kisah Nabi Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 40 kali yang dibagi dalam:
Keburukan kaum Syu'aib:
Surat Al A’Raaf:85-86,
وَإِلَىٰ
مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا
لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن
رَّبِّكُمْ ۖفَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ
أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ
إِصْلَاحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ۞ وَلَا
تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّـهِ
مَنْ آمَنَ بِهِ وَتَبْغُونَهَا عِوَجًا ۚ وَاذْكُرُوا إِذْ كُنتُمْ
قَلِيلًا فَكَثَّرَكُمْ ۖ وَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الْمُفْسِدِينَ
Kami
juga telah mengutus kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'ayb. Ia
berkata, "Menyembahlah kalian hanya kepada Allah. Tidak ada tuhan selain
Dia. Telah datang untuk kalian bukti- bukti yang menjelaskan kebenaran
dari Tuhan sebagai penguat risalah yang aku bawa. Pesan-pesan Tuhan
kalian agar selalu mengadakan perbaikan antar sesama dan selalu berlaku
adil juga telah datang. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dalam
jual beli kalian. Jangan membuat kerusakan di muka bumi yang baik ini
dengan merusak tanaman atau lainnya, serta memutuskan tali persudaraan.
Yang demikian itu lebih baik jika kalian betul-betul beriman kepada
Allah dan kebenaran yang nyata. (85) Janganlah kalian duduk di setiap
jalan kebenaran, petunjuk dan amal saleh dengan menakut-nakuti orang
yang akan menempuh jalan itu. Dengan begitu kalian berarti telah
menghalangi para pencari kebenaran untuk mencapai tujuannya. Mereka itu
adalah ahl al-îmân (orang-orang yang memiliki keimanan yang benar) yang
percaya kepada Allah. Sementara kalian menginginkan jalan yang bengkok.
Ingatlah ketika jumlah kalian sedikit, lalu Allah jadikan jumlah kalian
banyak berkat konsistensi kalian dalam mencari keturunan dan harta.
Petiklah pelajaran dari kesudahan orang-orang yang sebelum kalian yang
merusak. (86)
Surat Hud:84-85,
وَإِلَىٰ
مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا
لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ وَلَا تَنقُصُوا الْمِكْيَالَ
وَالْمِيزَانَ ۚ إِنِّي أَرَاكُم بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ
عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيطٍ ۞ وَيَا قَوْمِ أَوْفُوا الْمِكْيَالَ
وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ
وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Sesungguhnya
Kami mengutus kepada penduduk Madyan(1) saudara mereka, Syu'aib. Ia
berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada
Tuhan yang patut disembah selain Dia. Janganlah kalian mengurangi
takaran dan timbangan saat kalian menjual sesuatu yang harus ditimbang
kepada orang lain. Sesungguhnya aku melihat ada kebaikan yang diharapkan
dari kalian untuk bersyukur dan taat kepada Allah serta memberikan
hak-hak orang lain dengan sempurna. Aku khawatir jika kalian tidak
mensyukuri karunia Allah dan tidak menaati perintah-Nya, siksaan hari
yang kalian tidak akan mampu menghindarinya akan menimpa kalian. Sebab,
siksaan hari itu meliputi semua orang yang tersiksa, dan tidak ada jalan
keluar untuk menyelamatkan diri. (1) Ayat ini dan ayat berikutnya
menerangkan bahwa mengurangi takaran dan timbangan adalah suatu tindakan
kejahatan yang pelakunya harus ditindak secara hukum. Menurut Islam
hukumannya adalah ta'zîr (sanksi yang penentuannya ditetapkan oleh pihak
penguasa). Dalam hukum konvensional, tindakan tersebut dikenal dengan
kejahatan pemalsuan timbangan atau takaran yang juga ada sanksi
hukumnya. Oleh al-Qur'ân hal tersebut dilarang sebagai upaya melindungi
harta. Negeri Madyan terletak antara utara Hijâz dan selatan Syâm. Di
situ, terdapat pepohonan rindang yang dinamakan Aykah. Allah telah
mengirim siksa yang kejam lantaran penduduk negeri itu
mendurhakai-Nya. (84) Wahai kaumku, laksanakanlah timbangan dan takaran
barang yang kalian jual secara adil dan seimbang dengan tidak mengurangi
atau melebihkannya. Jangan kalian kurangi hak-hak orang lain yang ada
pada barang itu. Dan jangan kalian membuat kejahatan dan kerusakan di
muka bumi dengan merampas harta, menyerang dan membegal mereka, serta
menjadikan kejahatan sebagai cara memperoleh harta secara tidak
benar. (85)
Surat Hud 87,
قَالُوا
يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ
آبَاؤُنَا أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ ۖ إِنَّكَ
لَأَنتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ
Dengan
nada mencemooh dan meremehkan mereka berkata, "Wahai Syu'aib,
agamamukah yang menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang
disembah oleh nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta
sesuka kami menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya
itu adalah tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai
dengan kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam
berpendapat. Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi
berakal." (87)
Surat Hud 91-92,
قَالُوا
يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِّمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ
فِينَا ضَعِيفًا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ ۖ وَمَا أَنتَ
عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ ۞ قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُم مِّنَ
اللَّـهِ وَاتَّخَذْتُمُوهُ وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۖ إِنَّ رَبِّي بِمَا
تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Mereka
berkata, "Wahai Syu'aib, kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang
kamu katakan. Kami tegaskan kepadamu bahwa dalam pandangan kami,
keberadaanmu di tengah-tengah kami sangat lemah, tidak memiliki
kesanggupan untuk membela diri dan meyakinkan, jika kami berkehendak
menyakitimu. Kalau bukan karena kami ingin mengambil hati keluargamu
yang seagama dengan kami, tentu kami sudah membunuhmu dengan cara rajam.
Kamu bukanlah seseorang yang berwibawa sehingga kami harus memuliakan
serta melindungimu dari perajaman. Sikap kami terhadap keluargamu itulah
yang membuat kami tidak membunuhmu." (91)Syu'aib menjawab, "Wahai
kaumku, apakah keluargaku lebih pantas kalian pergauli dengan baik
daripada Allah, sehingga mereka selalu kalian ingat dan Allah kalian
lupakan. Kalian pergauli aku dengan baik sementara Allah kalian
perlakukan seperti sesuatu yang dicampakkan? Sesungguhnya Tuhanku Maha
Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Tidak ada satu pun perbuatan
kalian yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dia akan memperhitungkan
itu semua meskipun kalian melupakannya. (92)
Surat Asy Syu'araa':181-183.
أَوْفُوا
الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ ۞ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ
الْمُسْتَقِيمِ ۞ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا
تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Penduduk
Aykah itu juga diperintahkan oleh Syu'ayb untuk memberikan timbangan
secara utuh, karena pada mereka terdapat kebiasaan memberikan timbangan
yang tidak adil dan merugikan orang lain. (181) Syu'ayb melanjutkan,
"Dan timbanglah sesuatu dengan timbangan yang sempurna, sehingga
orang-orang dapat mengambil haknya secara adil dan
benar. (182) Janganlah kalian kurangi apa yang menjadi hak orang lain,
dan jangan pula membuat kerusakan di muka bumi dengan membunuh,
menyamun, melakukan tindak kejahatan dan mengikuti hawa nafsu yang
rendah. (183)
Diutus ke Ashabul-Aikah:
Surat Al Hijr:78
وَإِن كَانَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ لَظَالِمِينَ
Seperti
pendustaan kaum Lûth, penduduk kota yang ditumbuhi pepohonan lebat dan
berbuah juga mendustakan rasul mereka. Mereka adalah orang-orang yang
benar-benar zalim dalam akidah dan hidup bermasyarakat. (78)
dan Surat Asy Syu'araa':178.
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
"Sesungguhnya
aku diutus oleh Tuhan semesta alam kepada kalian untuk menyampaikan
petunjuk dan kebenaran. Dan aku terpercaya untuk menyampaikan
risalah-Nya ini kepada kalian. (178)
Dakwah nabi Syu'aib kepada kaumnya:
Surat Al A’Raaf:85-90,
وَإِلَىٰ
مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا
لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن
رَّبِّكُمْ ۖفَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ
أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ
إِصْلَاحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ۞ وَلَا
تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّـهِ
مَنْ آمَنَ بِهِ وَتَبْغُونَهَا عِوَجًا ۚ وَاذْكُرُوا إِذْ كُنتُمْ
قَلِيلًا فَكَثَّرَكُمْ ۖ وَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الْمُفْسِدِينَ ۞ وَإِن كَانَ طَائِفَةٌ مِّنكُمْ آمَنُوا بِالَّذِي
أُرْسِلْتُ بِهِ وَطَائِفَةٌ لَّمْ يُؤْمِنُوا فَاصْبِرُوا حَتَّىٰ
يَحْكُمَ اللَّـهُ بَيْنَنَا ۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ ۞ قَالَ
الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِن قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا
شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِن قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ
فِي مِلَّتِنَا ۚ قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ ۞ قَدِ افْتَرَيْنَا
عَلَى اللَّـهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُم بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا
اللَّـهُ مِنْهَا ۚ وَمَا يَكُونُ لَنَا أَن نَّعُودَ فِيهَا إِلَّا أَن
يَشَاءَ اللَّـهُ رَبُّنَا ۚ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۚ عَلَى
اللَّـهِ تَوَكَّلْنَا ۚ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا
بِالْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ ۞ وَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ
كَفَرُوا مِن قَوْمِهِ لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا
لَّخَاسِرُونَ
Kami
juga telah mengutus kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'ayb. Ia
berkata, "Menyembahlah kalian hanya kepada Allah. Tidak ada tuhan selain
Dia. Telah datang untuk kalian bukti- bukti yang menjelaskan kebenaran
dari Tuhan sebagai penguat risalah yang aku bawa. Pesan-pesan Tuhan
kalian agar selalu mengadakan perbaikan antar sesama dan selalu berlaku
adil juga telah datang. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dalam
jual beli kalian. Jangan membuat kerusakan di muka bumi yang baik ini
dengan merusak tanaman atau lainnya, serta memutuskan tali persudaraan.
Yang demikian itu lebih baik jika kalian betul-betul beriman kepada
Allah dan kebenaran yang nyata. (85) Janganlah kalian duduk di setiap
jalan kebenaran, petunjuk dan amal saleh dengan menakut-nakuti orang
yang akan menempuh jalan itu. Dengan begitu kalian berarti telah
menghalangi para pencari kebenaran untuk mencapai tujuannya. Mereka itu
adalah ahl al-îmân (orang-orang yang memiliki keimanan yang benar) yang
percaya kepada Allah. Sementara kalian menginginkan jalan yang bengkok.
Ingatlah ketika jumlah kalian sedikit, lalu Allah jadikan jumlah kalian
banyak berkat konsistensi kalian dalam mencari keturunan dan harta.
Petiklah pelajaran dari kesudahan orang-orang yang sebelum kalian yang
merusak. (86) Jika ada sekelompok orang di antara kalian yang beriman
kepada kebenaran yang aku bawa dan ada sekelompok lain yang tidak
beriman, maka tunggulah sampai Allah menetapkan hukum-Nya di antara dua
kelompok tersebut. Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya. (87) Begitulah
dakwah Syu'ayb kepada kaumnya. Akan tetapi kaumnya telah merajalela
dalam kebatilan. Para pembesar mereka yang sombong dan tidak menerima
kebenaran menghadapi Syu'ayb dengan mengatakan, "Kami pasti akan
mengeluarkanmu beserta orang-orang yang beriman bersamamu dari kota
kami, dan akan kami usir kalian. Tidak akan kami selamatkan kalian dari
siksa ini, kecuali kalau kalian mengikuti agama kami yang telah kalian
tinggalkan." Lalu Syu'ayb menjawab, "Apakah kami akan kembali kepada
agamamu, padahal kami tidak menyukainya karena rusak? Tidak mungkin itu
akan terjadi." (88)Syu'ayb menolak keras keinginan mereka agar kembali
kepada agama mereka semula. Ia berkata, "kalau kami kembali kepada agama
kalian setelah Allah menunjuki kami jalan yang benar, maka berarti kami
berdusta kepada Allah. Tidak pantas bagi kami menjatuhkan pilihan untuk
kembali kepada agama kalian, kecuali kalau Allah menghendaki itu.
Tetapi tidak mungkin itu terjadi. Sebab Dia adalah Tuhan kami yang Maha
Mengetahui keadaan kami. Hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan segala
urusan dengan melaksanakan semua kewajiban. Ya Tuhan kami, pisahkanlah
antara kami dan kaum kami dengan kebenaran yang pernah Engkau lakukan
dahulu untuk memisahkan antara orang-orang yang membenarkan dan
mengadakan perbaikan dan orang-orang yang melakukan kebatilan dan
kerusakan." (89) Sampai di sini, kaum Syu'aib merasa putus asa
menundukkan Syu'ayb dan pengikutnya. Mereka tetap teguh pada agama
mereka. Mereka merasa cemas pengikut Syu'ayb akan semakin banyak melihat
kekuatan dan ketegarannya dalam berdakwah. Karena itulah para pembesar
mereka yang kafir beralih kepada pengikut mereka, mengancam mereka
dengan mengatakan, "Demi Tuhan, jika kalian tunduk kepada Syu'ayb dengan
menerima ajakannya, maka sesungguhnya kalian telah merugikan kehormatan
dan kekayaan kalian dengan mengikuti agama yang salah, yang belum
pernah diikuti oleh leluhur kalian." (90)
Surat Al A’Raaf 93,
فَتَوَلَّىٰ
عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي
وَنَصَحْتُ لَكُمْ ۖ فَكَيْفَ آسَىٰ عَلَىٰ قَوْمٍ كَافِرِينَ
Ketika
Syu'ayb melihat kehancuran yang menimpa mereka, ia berpaling dari
mereka dan berkata sambil melepaskan tanggung jawab, "Aku telah
sampaikan kepada kalian pesan-pesan Tuhan yang dapat membawa kepada
kebaikan jika kalian lakukan. Dan aku telah berusaha keras memberikan
nasihat yang dapat menyelamatkan kalian dari hukuman Allah. Bagaimana
aku akan bersedih hati melihat penderitaan orang-orang yang kafir? Itu
tidak akan terjadi. Sebab aku sudah berusaha keras memberikan petunjuk
dan berupaya menyelamatkan mereka, tetapi mereka malah memilih
kehancuran. (93)
Surat Hud:84,
وَإِلَىٰ
مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا
لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ وَلَا تَنقُصُوا الْمِكْيَالَ
وَالْمِيزَانَ ۚ إِنِّي أَرَاكُم بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ
عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيطٍ
Sesungguhnya
Kami mengutus kepada penduduk Madyan(1) saudara mereka, Syu'aib. Ia
berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada
Tuhan yang patut disembah selain Dia. Janganlah kalian mengurangi
takaran dan timbangan saat kalian menjual sesuatu yang harus ditimbang
kepada orang lain. Sesungguhnya aku melihat ada kebaikan yang diharapkan
dari kalian untuk bersyukur dan taat kepada Allah serta memberikan
hak-hak orang lain dengan sempurna. Aku khawatir jika kalian tidak
mensyukuri karunia Allah dan tidak menaati perintah-Nya, siksaan hari
yang kalian tidak akan mampu menghindarinya akan menimpa kalian. Sebab,
siksaan hari itu meliputi semua orang yang tersiksa, dan tidak ada jalan
keluar untuk menyelamatkan diri. (1) Ayat ini dan ayat berikutnya
menerangkan bahwa mengurangi takaran dan timbangan adalah suatu tindakan
kejahatan yang pelakunya harus ditindak secara hukum. Menurut Islam
hukumannya adalah ta'zîr (sanksi yang penentuannya ditetapkan oleh pihak
penguasa). Dalam hukum konvensional, tindakan tersebut dikenal dengan
kejahatan pemalsuan timbangan atau takaran yang juga ada sanksi
hukumnya. Oleh al-Qur'ân hal tersebut dilarang sebagai upaya melindungi
harta. Negeri Madyan terletak antara utara Hijâz dan selatan Syâm. Di
situ, terdapat pepohonan rindang yang dinamakan Aykah. Allah telah
mengirim siksa yang kejam lantaran penduduk negeri itu
mendurhakai-Nya. (84)
Surat Hud 86-87,
بَقِيَّتُ
اللَّـهِ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ۚ وَمَا أَنَا عَلَيْكُم
بِحَفِيظٍ ۞ قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ
مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا
نَشَاءُ ۖ إِنَّكَ لَأَنتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ
Keuntungan
yang tersisa untuk kalian berupa harta halal yang diberikan Allah
kepada kalian jauh lebih baik dari sekadar harta haram yang kalian
kumpulkan, jika kalian beriman kepada Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Maka, lakukanlah introspeksi terhadap diri kalian.
Jadikanlah Allah sebagai Pengawas kalian. Aku bukanlah pengawas yang
menghitung dan memvonis amal perbuatan kalian." (86) Dengan nada
mencemooh dan meremehkan mereka berkata, "Wahai Syu'aib, agamamukah yang
menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang disembah oleh
nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta sesuka kami
menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya itu adalah
tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai dengan
kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam berpendapat.
Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi
berakal." (87)
Surat Hud 89-90,
وَيَا
قَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِي أَن يُصِيبَكُم مِّثْلُ مَا أَصَابَ
قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَالِحٍ ۚ وَمَا قَوْمُ لُوطٍ
مِّنكُم بِبَعِيدٍ ۞وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا
إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ
Wahai
kaumku, jangan sampai perselisihan yang terjadi antara aku dan kalian
membuat kalian keras kepala dan terus dalam kekufuran yang menyebabkan
kalian tertimpa azab seperti yang ditimpakan atas kaum Nûh, atau kaum
Hûd, atau kaum Shâlih. Masa, tempat dan kehancuran kaum Lûth, juga tidak
jauh dari kalian. Maka petiklah pelajaran dari itu semua agar kalian
tidak ditimpa azab seperti mereka. (89)Mohonlah kepada Allah agar Dia
mengampuni segala dosa kalian. Kemudian bertobatlah kepada Allah dengan
rasa menyesal dan memohon ampunan setiap kali berbuat dosa. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pencinta, dan selalu mengampuni dan
menyukai hamba-hamba-Nya yang bertobat. (90)
Surat Hud 92-93,
قَالَ
يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُم مِّنَ اللَّـهِ وَاتَّخَذْتُمُوهُ
وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۖ إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ ۞ وَيَا
قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖسَوْفَ
تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ
كَاذِبٌ ۖ وَارْتَقِبُوا إِنِّي مَعَكُمْ رَقِيبٌ
Syu'aib
menjawab, "Wahai kaumku, apakah keluargaku lebih pantas kalian pergauli
dengan baik daripada Allah, sehingga mereka selalu kalian ingat dan
Allah kalian lupakan. Kalian pergauli aku dengan baik sementara Allah
kalian perlakukan seperti sesuatu yang dicampakkan? Sesungguhnya Tuhanku
Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Tidak ada satu pun
perbuatan kalian yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dia akan
memperhitungkan itu semua meskipun kalian melupakannya. (92) Wahai
kaumku, kerjakanlah apa yang kalian mampu dan sanggup lakukan. Meskipun
kalian tidak mendengar nasihatku, aku akan tetap melakukan apa yang
berlawanan dengan yang kalian lakukan. Kalian akan tahu, siapa di antara
kita yang akan mendapat siksaan hina, dan siapa di antara kita yang
berbohong; akukah yang mengingatkan kalian dari siksa, ataukah kalian
yang mengancam akan mengusirku dari negeri ini? Tunggulah apa yang akan
terjadi. Aku pun juga menunggu bersama kalian." (93)
Surat Asy Syu'araa':176-184,
كَذَّبَ
أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ الْمُرْسَلِينَ ۞ إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا
تَتَّقُونَ ۞ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ ۞ فَاتَّقُوا اللَّـهَ
وَأَطِيعُونِ ۞ وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ
إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ ۞ أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا
مِنَ الْمُخْسِرِينَ ۞ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ ۞ وَلَا
تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ
مُفْسِدِينَ ۞ وَاتَّقُوا الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْأَوَّلِينَ
Inilah
kisah Syu'ayb dan penduduk Aykah, penghuni suatu lahan yang dipenuhi
dengan pepohonan yang rindang di dekat kota Madyan. Kepada penduduk
Aykah ini, Allah telah mengutus Syu'ayb yang juga diutus ke Madyan.
Tetapi mereka telah mendustakan seruan rasul mereka. Dengan demikian,
mereka--karena kesamaan prinsip dakwah seluruh rasul--berarti telah
mengingkari semua risalah.(176) Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad,
tatkala Syu'ayb berkata kepada penduduk Aykah, "Apakah kalian tidak
takut kepada Allah dan beriman kepada-Nya?" Dengan segera mereka
langsung mendustakannya. (177) " Sesungguhnya aku diutus oleh Tuhan
semesta alam kepada kalian untuk menyampaikan petunjuk dan kebenaran.
Dan aku terpercaya untuk menyampaikan risalah-Nya ini kepada
kalian. (178) Maka waspadalah kalian akan siksa Allah. Patuhilah aku
dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menyucikan diri kalian
dari dosa. (179) Aku tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari kalian.
Imbalanku akan kudapatkan secara utuh--sesuai dengan amal
perbuatanku--dari Tuhan semesta alam." (180) Penduduk Aykah itu juga
diperintahkan oleh Syu'ayb untuk memberikan timbangan secara utuh,
karena pada mereka terdapat kebiasaan memberikan timbangan yang tidak
adil dan merugikan orang lain. (181) Syu'ayb melanjutkan, "Dan
timbanglah sesuatu dengan timbangan yang sempurna, sehingga orang-orang
dapat mengambil haknya secara adil dan benar. (182) Janganlah kalian
kurangi apa yang menjadi hak orang lain, dan jangan pula membuat
kerusakan di muka bumi dengan membunuh, menyamun, melakukan tindak
kejahatan dan mengikuti hawa nafsu yang rendah. (183) Dan
berhati-hatilah akan azab Allah, Tuhan yang telah menciptakan kalian dan
umat-umat yang kuat dan sombong sebelum kalian." (184)
Surat Al ‘Ankabuut:36.
وَإِلَىٰ
مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ
وَارْجُوا الْيَوْمَ الْآخِرَ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Allah
telah mengirimkan seorang rasul kepada penduduk Madyan, yaitu Nabi
Syu'ayb. Dia menyerukan mereka kepada ketauhidan dan beribadah kepada
Allah, takut kepada hari akhir dan melakukan apa yang mendatangkan
pahala Allah sebagaimana yang mereka harapkan, serta melarang mereka
untuk terus- menerus melakukan perusakan bumi. (36)
Cobaan nabi Syu'aib:
Surat Al A’Raaf:87-90,
وَإِن
كَانَ طَائِفَةٌ مِّنكُمْ آمَنُوا بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ وَطَائِفَةٌ
لَّمْ يُؤْمِنُوا فَاصْبِرُوا حَتَّىٰ يَحْكُمَ اللَّـهُ
بَيْنَنَا ۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ ۞ قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ
اسْتَكْبَرُوا مِن قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ
آمَنُوا مَعَكَ مِن قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا ۚ قَالَ
أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ ۞ قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّـهِ كَذِبًا
إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُم بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّـهُ
مِنْهَا ۚ وَمَا يَكُونُ لَنَا أَن نَّعُودَ فِيهَا إِلَّا أَن يَشَاءَ
اللَّـهُ رَبُّنَا ۚ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۚ عَلَى
اللَّـهِ تَوَكَّلْنَا ۚ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا
بِالْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ ۞ وَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ
كَفَرُوا مِن قَوْمِهِ لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا
لَّخَاسِرُونَ
Jika
ada sekelompok orang di antara kalian yang beriman kepada kebenaran
yang aku bawa dan ada sekelompok lain yang tidak beriman, maka tunggulah
sampai Allah menetapkan hukum-Nya di antara dua kelompok tersebut. Dia
adalah hakim yang sebaik-baiknya. (87) Begitulah dakwah Syu'ayb kepada
kaumnya. Akan tetapi kaumnya telah merajalela dalam kebatilan. Para
pembesar mereka yang sombong dan tidak menerima kebenaran menghadapi
Syu'ayb dengan mengatakan, "Kami pasti akan mengeluarkanmu beserta
orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, dan akan kami usir
kalian. Tidak akan kami selamatkan kalian dari siksa ini, kecuali kalau
kalian mengikuti agama kami yang telah kalian tinggalkan." Lalu Syu'ayb
menjawab, "Apakah kami akan kembali kepada agamamu, padahal kami tidak
menyukainya karena rusak? Tidak mungkin itu akan terjadi." (88)Syu'ayb
menolak keras keinginan mereka agar kembali kepada agama mereka semula.
Ia berkata, "kalau kami kembali kepada agama kalian setelah Allah
menunjuki kami jalan yang benar, maka berarti kami berdusta kepada
Allah. Tidak pantas bagi kami menjatuhkan pilihan untuk kembali kepada
agama kalian, kecuali kalau Allah menghendaki itu. Tetapi tidak mungkin
itu terjadi. Sebab Dia adalah Tuhan kami yang Maha Mengetahui keadaan
kami. Hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan segala urusan dengan
melaksanakan semua kewajiban. Ya Tuhan kami, pisahkanlah antara kami dan
kaum kami dengan kebenaran yang pernah Engkau lakukan dahulu untuk
memisahkan antara orang-orang yang membenarkan dan mengadakan perbaikan
dan orang-orang yang melakukan kebatilan dan kerusakan." (89) Sampai di
sini, kaum Syu'aib merasa putus asa menundukkan Syu'ayb dan pengikutnya.
Mereka tetap teguh pada agama mereka. Mereka merasa cemas pengikut
Syu'ayb akan semakin banyak melihat kekuatan dan ketegarannya dalam
berdakwah. Karena itulah para pembesar mereka yang kafir beralih kepada
pengikut mereka, mengancam mereka dengan mengatakan, "Demi Tuhan, jika
kalian tunduk kepada Syu'ayb dengan menerima ajakannya, maka
sesungguhnya kalian telah merugikan kehormatan dan kekayaan kalian
dengan mengikuti agama yang salah, yang belum pernah diikuti oleh
leluhur kalian." (90)
Surat Hud:87-88
قَالُوا
يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ
آبَاؤُنَا أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ ۖ إِنَّكَ
لَأَنتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ ۞ قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِن كُنتُ
عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَا
أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ
إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا
بِاللَّـهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Dengan
nada mencemooh dan meremehkan mereka berkata, "Wahai Syu'aib,
agamamukah yang menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang
disembah oleh nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta
sesuka kami menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya
itu adalah tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai
dengan kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam
berpendapat. Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi
berakal." (87) Syu'aib berkata, "Wahai kaumku, bagaimana menurut kalian
jika aku memiliki bukti nyata dan keyakinan dari Tuhanku dan aku diberi
rezeki yang baik sebagai karunia dari-Nya, apakan patut aku
menyembunyikan sesuatu yang harus kusampaikan kepada kalian, seperti
perintah meninggalkan penyembahan berhala, menepati timbangan dan
takaran, perintah meninggalkan berbuat kerusakan di muka bumi? Aku tidak
ingin melakukan apa yang aku larang. Dengan nasihat, perintah dan
larangan, aku hanya menginginkan perbaikan sesuai dengan kekuatan, usaha
dan kesanggupanku. Dan aku tidak akan mendapatkan kebenaran kecuali
dengan pertolongan dan dukungan-Nya. Hanya kepada-Nyalah aku bertawakal.
Dan juga hanya kepada-Nyalah aku kembali. (88)
Dan Surat Hud 91,
قَالُوا
يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِّمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ
فِينَا ضَعِيفًا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ ۖ وَمَا أَنتَ
عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ
Mereka
berkata, "Wahai Syu'aib, kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang
kamu katakan. Kami tegaskan kepadamu bahwa dalam pandangan kami,
keberadaanmu di tengah-tengah kami sangat lemah, tidak memiliki
kesanggupan untuk membela diri dan meyakinkan, jika kami berkehendak
menyakitimu. Kalau bukan karena kami ingin mengambil hati keluargamu
yang seagama dengan kami, tentu kami sudah membunuhmu dengan cara rajam.
Kamu bukanlah seseorang yang berwibawa sehingga kami harus memuliakan
serta melindungimu dari perajaman. Sikap kami terhadap keluargamu itulah
yang membuat kami tidak membunuhmu." (91)
Surat Asy Syu'araa':176,
كَذَّبَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ الْمُرْسَلِينَ
Inilah
kisah Syu'ayb dan penduduk Aykah, penghuni suatu lahan yang dipenuhi
dengan pepohonan yang rindang di dekat kota Madyan. Kepada penduduk
Aykah ini, Allah telah mengutus Syu'ayb yang juga diutus ke Madyan.
Tetapi mereka telah mendustakan seruan rasul mereka. Dengan demikian,
mereka--karena kesamaan prinsip dakwah seluruh rasul--berarti telah
mengingkari semua risalah.(176)
Surat Asy Syu'araa'185-188,
قَالُوا
إِنَّمَا أَنتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ ۞ وَمَا أَنتَ إِلَّا بَشَرٌ
مِّثْلُنَا وَإِن نَّظُنُّكَ لَمِنَ الْكَاذِبِينَ ۞ فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا
كِسَفًا مِّنَ السَّمَاءِ إِن كُنتَ مِنَ الصَّادِقِينَ ۞ قَالَ رَبِّي
أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Mereka
berkata, "Kamu hanyalah salah seorang yang dipengaruhi oleh kekuatan
sihir, sehingga akal sehatnya menjadi hilang.(185) Lagi pula kamu adalah
manusia biasa seperti kami. Mengapa kamu merasa lebih istimewa dari
kami untuk menyampaikan risalah? Kami yakin kamu tidak lain hanyalah
salah seorang pembohong besar. (186)Jika kamu benar-benar membawa
risalah, mengapa tidak dijatuhkan kepada kami suatu bentuk azab dari
langit?" Demikianlah, permintaan ini menyiratkan betapa kukuhnya
pengingkaran mereka. (187) Syu'ayb berkata, "Tuhanku Maha Mengetahui
kemaksiatan yang kalian lakukan, dan kalian berhak mendapatkan azab. Dia
akan menimpakan azab itu kepada kalian pada saat yang telah
ditentukan." Ucapan ini mencerminkan kepasrahan Syu'ayb kepada Allah.
Tujuannya tidak lain untuk memperingatkan mereka.(188)
Surat Shaad:12-13,
كَذَّبَتْ
قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ ذُو
الْأَوْتَادِ ۞وَثَمُودُ وَقَوْمُ لُوطٍ وَأَصْحَابُ
الْأَيْكَةِ ۚ أُولَـٰئِكَ الْأَحْزَابُ
Sebelum
mereka, kaum Nûh, bangsa 'Ad, Fir'aun yang memiliki gedung-gedung megah
dan kuat bagai gunung, demikian pula Tsamûd, kaum Nabi Lûth dan kaum
Nabi Syu'aib, pemilik pepohonan yang rindang, semuanya telah mendustakan
para rasul. Mereka bersekongkol melawan rasul-rasul mereka seperti
halnya kaummu. (12–13)
dan Surat Qaaf:12-14.
كَذَّبَتْ
قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ ۞ وَعَادٌ
وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَانُ لُوطٍ۞ وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ وَقَوْمُ
تُبَّعٍ ۚ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيدِ
Sebelum
mereka, telah banyak umat yang mendustakan para rasul, seperti kaum
Nabi Nûh, penduduk Rass, kaum Tsamûd, kaum 'Ad, Fir'aun, kaum Nabi Lûth,
penduduk Aykah, dan kaum Tubba'. Mereka semua telah mendustakan para
rasul yang diutus kepada mereka. Maka, mereka berhak mendapat siksa
kehancuran yang Aku janjikan kepada mereka. (12–14)
Azab kaum Syu'aib: Surat Al A’Raaf:91-92,
فَأَخَذَتْهُمُ
الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ ۞الَّذِينَ كَذَّبُوا
شُعَيْبًا كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا فِيهَا ۚ الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا
كَانُوا هُمُ الْخَاسِرِينَ
Siksa
Allah pantas mereka terima. Maka Allah menimpakan mereka gempa bumi
yang membuat hati mereka kacau. Lalu matilah mereka, bergelimpangan di
rumah-rumah dengan muka terjerumus. (91) Inilah siksa Allah terhadap
orang-orang yang mendustakan Syu'ayb, mengancam akan mengusirnya dari
kota mereka serta menolak ajakannya. Mereka semua binasa. Kotanya pun
hancur seperti belum pernah dihuni oleh orang-orang yang mendustakan
Syu'ayb dan mengira bahwa orang yang mengikutinya akan merugi. Mereka
itulah sebenarnya yang merugi karena kehilangan kebahagiaan di dunia dan
akhirat. (92)
Surat At Taubah:70,
أَلَمْ
يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ
وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وَأَصْحَابِ مَدْيَنَ
وَالْمُؤْتَفِكَاتِ ۚ أَتَتْهُ مْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ ۖ فَمَا كَانَ اللَّـهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَـٰكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Apakah
orang-orang munafik dan kafir tidak mengambil pelajaran dari keadaan
orang-orang sebelum mereka, yaitu kaum Nûh, 'Ad, Tsamûd, Ibrâhîm,
Syu'aib dan kaum Lûth. Kepada mereka diutus rasul-rasul Allah dengan
membawa bukti-bukti yang jelas dari Allah, kemudian mereka mendustakan
dan mengingkarinya. Maka, masing-masing disiksa oleh Allah karena dosa
yang diperbuat, dan semuanya dihancurkan. Sesungguhnya Allah tidak
menganiaya mereka dengan siksaan itu semua, tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri dengan kekufuran dan pembangkangan mereka
kepada Allah serta kelayakan mereka atas segala siksaan. Merekalah,
sebenarnya yang menganiaya diri sendiri. (70)
Surat Hud:94-95,
وَلَمَّا
جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ
بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ
فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ ۞ كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا
فِيهَا ۗ أَلَا بُعْدًا لِّمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُودُ
Ketika
perintah Kami untuk menyiksa dan menghancurkan mereka datang, Kami
selamatkan Syu'aib dan pengikutnya yang beriman dari siksaan dan
kehancuran. Keselamatan mereka itu disebabkan oleh kasih sayang Kami
kepada mereka. Penduduk Madyan yang kafir itu dibinasakan oleh suara
keras yang menggoncang dan menghancurkan. Mereka lalu mati
bergelimpangan di tempat tinggal mereka dengan muka tertelungkup, tidak
bergerak sedikit pun(1). (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85
surat ini. (94) Selesailah ihwal mereka dan lenyaplah jejak mereka.
Seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di negeri itu. Ihwal mereka
menyiratkan sesuatu yang harus diperhatikan dan diambil pelajarannya
oleh setiap orang yang berakal. Ingat, penduduk Madyan dihancurkan dan
dijauhkan dari rahmat Allah seperti pendahulu mereka, kaum Tsamûd. (95)
Surat Al Hijr:79,
فَانتَقَمْنَا مِنْهُمْ وَإِنَّهُمَا لَبِإِمَامٍ مُّبِينٍ
Maka
Kami menurunkan murka Kami kepada mereka. Dan bekas-bekas peninggalan
mereka terlihat jelas di jalan, hingga memungkinkan orang yang beriman
untuk mengambil pelajaran apabila lewat di depan rumah-rumah
mereka. (79)
Surat Asy Syu'araa':189,
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Akan
tetapi, mereka tetap bersikukuh mendustakan Syu'ayb. Lalu Allah
menurunkan kepada mereka cuaca yang sangat panas, sehingga membuat
mereka berlarian tanpa membawa naungan apa-apa. Tatkala mereka semua
berkumpul di bawah naungan awan, Allah menimpakan kepada mereka
gumpalan-gumpalan api. Mereka pun binasa di hari yang luar biasa dahsyat
itu. (189)
Surat Al ‘Ankabuut:37.
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Lalu
mereka mendustakan dan mendurhakainya. Maka Allah menghancurkan mereka
dengan gempa sangat keras yang meruntuhkan rumah-rumah mereka dan
menimpa diri mereka sehingga mereka mati bergelimpangan. (37)
Makam Syu'aib
Makam
Syu'aib terpelihara dengan baik di Yordania yang terletak 2 km barat
kotaMahis dalam area yang disebut Wadi Syu'aib. Situs lain yang dikenal
sebagai makam Syu'aib terletak di dekat Horns of Hattin di Lower
Galilee. Sebuah tempat ini suci bagi umat Druze
Baca Juga Hadist Tentang tiga pedoman hidup Baca Juga Kisah Nabi Ayyub AS.
Wow....,Bayarnya Mudah, Klik Gambar Untuk Cari Tiket
![]() Klik Gambar Untuk Cari Tiket Kereta Klik .. untuk Download Apps Booking Tiket Pesawat,Kerata Api,Kapal, dll. ..Gratis..! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar