Kehidupan dunia ini dengan berbagai
kenikmatannya pasti akan berakhir. Yaitu dengan datangnya hari kiamat.
Ketika itu tidak ada yang bermanfaat bagi manusia kecuali keimanan dan
amal kebaikan yang pernah dilakukannya waktu di dunia. Adapun anak
keturunan, harta, kedudukan, pangkat dan gelar yang dikejar-kejar oleh
banyak orang, maka tidaklah bermanfaat. Maka merugilah orang-orang yang
kesibukannya di dunia hanya untuk membanggakan anak keturunan,
mengumpulkan harta, mencari kedudukan dan mengejar pangkat. Sedangkan
terhadap akhirat mereka melalaikannya. Alloh berfirman:
َูุงْูุนَุตْุฑِ ุฅَِّู ุงْูุฅِْูุณَุงَู َِููู ุฎُุณْุฑٍ ุฅَِّูุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง َูุนَู ُِููุง ุงูุตَّุงِูุญَุงุชِ َูุชََูุงุตَْูุง ุจِุงْูุญَِّู َูุชََูุงุตَْูุง ุจِุงูุตَّุจْุฑِ
Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-‘Ashr :1-3)
Baca Juga Detik Detik Wafatnya Siti Khadijah
Baca Juga Detik Detik Wafatnya Siti Khadijah
Ketika dibangkitkan dari kubur, mereka
dalam keadaan tidak berpakaian dan berjalan tanpa alas kaki. Lalu mereka
dikumpulkan di padang mahsyar. Di sanalah mereka dimintai
pertanggungjawaban tentang perbuatan-perbuatan yang pernah dilakuakannya
waktu di dunia. Di antara yang akan ditanyakan pada hari itu adalah 4
perkara sebagaimana di dalam hadits shohih, Rosululloh bersabda:
َูุง ุชَุฒُُูู َูุฏَู َุง ุนَุจْุฏٍ َْููู َ ุงَِْูููุงู َุฉِ ุญَุชَّู ُูุณْุฃََู ุนَْู ุนُู ُุฑِِู ِููู َุง ุฃََْููุงُู َูุนَْู ุนِْูู ِِู ِููู َ َูุนََู ุจِِู َูุนَْู ู َุงِِูู ู ِْู ุฃََْูู ุงْูุชَุณَุจَُู َِูููู َุง ุฃَََُْูููู َูุนَْู ุฌِุณْู ِِู ِููู َุง ุฃَุจَْูุงُู
“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju surge atau neraka)
sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya
untuk apa ia amalkan, hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia
habiskan dan badannya untuk apa ia gunakan”
(HR Tirmidzi dan Darimi)
- Umur
Umur adalah waktu yang diberikan Alloh
kepada kita untuk hidup di dunia ini. Setiap orang memiliki umur
sendiri-sendiri sesuai dengan ketetapan Alloh. Ada yang diberi umur
panjang dan ada yang diberi umur pendek. Tetapi yang penting bukanlah
panjang dan pendeknya umur, melainkan untuk apa umur itu digunakan.
Itulah yang bakal ditanyakan di padang mahsyar. Jika digunakan untuk
berbuat kebaikan, maka akan beruntung. Dan jika digunakan untuk berbuat
keburukan, maka akan merugi.
Cobalah lihat waktu-waktu yang sudah
kita lalui dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun
ke tahun. Untuk apakah kita gunakan? Apakah kita telah menggunakannya
sesuai dengan maksud penciptaan kita sebagai manusia? Yaitu beribadah
kepada Alloh dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya. Ataukah justru menggunakannya untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat seperti bergurau, mengobrol hal-hal yang tidak
berfaidah, menonton sinetron, mendengarkan musik, bemain-main,
bersenang-senang dan berfoya-foya?
Ketahuilah semua perbuatan yang
dilakukan selama kita hidup di dunia akan ditanyakan dan dimintai
pertanggungjawabanya di akhirat nanti! Oleh karena itu, kita wajib
memperhatikan waktu-waktu kita dan menggunakannya untuk banyak beramal
kebaikan supaya tidak merugi.
- Ilmu
Alloh telah memerintahkan kepada kita
untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu hukumnya wajib. Untuk mendapatkan
ilmu bisa dengan belajar kepada guru, mengikuti majlis taklim, membaca
buku, mendengarkan khutbah, mendengarkan ceramah agama dan lain-lain.
Sehingga kita mengetahui perintah-perintah dan larangan-larangan agama.
Lalu berusaha untuk melaksanakan perintah-perintah sesuai dengan
kemampuan dan menjauhi larangan-larangan.
Sudah berapa lama kita belajar
ilmu? Dan sudah berapa banyak ilmu yang kita dapatkan? Tapi sudahkah
kita mengamalkannya? Kalau kita renungkan ternyata masih sangat jauh
amal kita dengan ilmu yang sudah kita dapatkan. Banyak perintah agama
yang masih kita tinggalkan dan banyak larangan agama yang masih kita
langgar. Takutlah jika hal itu menjadi sebab kemunafikan. Alloh
berfirman:
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขَู َُููุง ِูู َ ุชََُُููููู ู َุง ูุง ุชَْูุนََُููู َูุจُุฑَ ู َْูุชًุง ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุฃَْู ุชَُُููููุง ู َุง ูุง ุชَْูุนََُููู
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS. Ash Shoff : 2-3)
Dan Alloh berfirman:
ุฃَุชَุฃْู ُุฑَُูู ุงَّููุงุณَ ุจِุงْูุจِุฑِّ َูุชَูุณََْูู ุฃَُููุณَُูู ْ َูุฃَْูุชُู ْ ุชَุชَُْููู ุงِْููุชَุงุจَ ุฃََููุง ุชَุนَُِْูููู
Mengapa kamu suruh orang lain
(mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu
sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat) Maka tidakkah kamu
berpikir (QS. Al Baqoroh:44)
Ya Alloh, janganlah
jadikan bagian kami dari agama hanya perkataan. Perbaikilah niat-niat
dan amal-amal kami. Dan berikanlah kesungguhan dan keikhlasan dalam
perkataan, perbuatan dan keadaan kami dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang
maha luas rahmat-Nya.
- Harta
Harta adalah nikmat besar. Ia bersama anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia. Alloh berfirman:
ุงْูู َุงُู َูุงْูุจََُููู ุฒَِููุฉُ ุงْูุญََูุงุฉِ ุงูุฏَُّْููุง
Harta dan anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia
(QS. Al Kahfi : 46)
Perhatikanlah ayat di atas bagaimana Alloh menyebutkan harta sebelum anak-anak. Ini
menunjukkan harta adalah perhiasan dan nikmat yang sangat besar. Tetapi
tidak mengetahui nilai nikmat tersebut kecuali orang yang tahu tujuan
diberikannya harta. Alangkah mulianya harta itu jika dikelola oleh
tangan-tangan orang yang sholih lagi bertakwa karena merekalah yang
mengetahui tujuan diberikannya harta, mengenal fungsinya harta serta
memahami bahwa harta adalah naungan yang akan hilang dan pinjaman yang
akan dikembalikan.
Memang harta adalah nikmat dan perhiasan
tetapi berhati-hatilah! Kita akan ditanya tentang semua harta yang kita
miliki dengan dua pertanyaan yang sangat menakutkan. Dari mana harta
diperoleh dan untuk apa harta digunakan. Dua pertanyaan yang menjadikan
seorang hamba bertanya seribu kali kepada dirinya sebelum mendapatkan
sepeser uang. Dari mana uang yang akan didapatkan? Apakah dari riba?
Apakah dari suap? Apakah dari sumber yang haram? Renungkanlah sekarang
juga! Periksalah diri kita secara jujur! Bersihkanlah semua harta kita
dari penghasilan yang haram! Pastikanlah harta yang ada di tangan kita
adalah harta yang halal sebelum ditanya di hadapan Alloh nanti.
Harta yang didapatkan dengan cara yang halal juga harus kita gunakan pada jalan-jalan kebaikan. Rosululloh bersabda:
ูุงَ ุญَุณَุฏَ ุฅِูุงَّ ِูู ุงุซَْูุชَِْูู ุฑَุฌٌُู ุขุชَุงُู ุงَُّููู ุงُْููุฑْุขَู ََُููู َُูููู ُ ุจِِู ุขَูุงุกَ ุงَِّْูููู َูุขَูุงุกَ ุงََّูููุงุฑِ َูุฑَุฌٌُู ุขุชَุงُู ุงَُّููู ู َุงูุงً ََُููู ُُُِْููููู ุขَูุงุกَ ุงَِّْูููู َูุขَูุงุกَ ุงََّูููุงุฑِ
Tidak ada iri (ingin seperti orang
lain) kecuali pada perkara: seorang yang Alloh berikan Al Qur’an dan dia
mengamalkan dan mengajarkannya di waktu siang dan malam dan seorang
yang Alloh berikan harta dan dia menginfakkannya di waktu malam dan
siang. (HR. Bukhori dan Muslim)
Dan Rosululloh bersabda:
ุฅَِّูู َุง ุงูุฏَُّْููุง ِูุฃَุฑْุจَุนَุฉِ ََููุฑٍ ุนَุจْุฏٌ ุฑَุฒََُูู ุงَُّููู ุนَุฒَّ َูุฌََّู ู َุงًูุง َูุนِْูู ًุง ََُููู َูุชَِّูู ِِููู ุฑَุจَُّู ََููุตُِู ِِููู ุฑَุญِู َُู ََููุนَْูู ُ َِِّููู ุนَุฒَّ َูุฌََّู ِِููู ุญََُّูู َูุงَู ََููุฐَุง ุจِุฃَْูุถَِู ุงْูู ََูุงุฒِِู َูุงَู َูุนَุจْุฏٌ ุฑَุฒََُูู ุงَُّููู ุนَุฒَّ َูุฌََّู ุนِْูู ًุง ََููู ْ َูุฑْุฒُُْูู ู َุงًูุง َูุงَู ََُููู َُُูููู َْูู َูุงَู ِูู ู َุงٌู ุนَู ِْูุชُ ุจِุนَู َِู َُููุงٍู َูุงَู َูุฃَุฌْุฑُُูู َุง ุณََูุงุกٌ َูุงَู َูุนَุจْุฏٌ ุฑَุฒََُูู ุงَُّููู ู َุงًูุง ََููู ْ َูุฑْุฒُُْูู ุนِْูู ًุง ََُููู َูุฎْุจِุทُ ِูู ู َุงِِูู ุจِุบَْูุฑِ ุนِْูู ٍ َูุง َูุชَِّูู ِِููู ุฑَุจَُّู ุนَุฒَّ َูุฌََّู ََููุง َูุตُِู ِِููู ุฑَุญِู َُู ََููุง َูุนَْูู ُ َِِّููู ِِููู ุญََُّูู ََููุฐَุง ุจِุฃَุฎْุจَุซِ ุงْูู ََูุงุฒِِู َูุงَู َูุนَุจْุฏٌ َูู ْ َูุฑْุฒُُْูู ุงَُّููู ู َุงًูุง ََููุง ุนِْูู ًุง ََُููู َُُูููู َْูู َูุงَู ِูู ู َุงٌู َูุนَู ِْูุชُ ุจِุนَู َِู َُููุงٍู َูุงَู َِูู َِّููุชُُู َِููุฒْุฑُُูู َุง ِِููู ุณََูุงุกٌ
Sesungguhnya dunia untuk empat
orang: “(Pertama) Seorang hamba yang diberi Alloh rejeki berupa harta
dan ilmu lalu dia dengan rejeki tersebut bertakwa kepada Alloh,
menyambung silaturohmi dan mengenal hak Alloh”. Beliau bersabda: “Orang
ini berada pada kedudukan yang paling utama”. Beliau berkata: “(Kedua)
Seorang hamba yang diberi Alloh rejeki berupa ilmu dan tidak diberi
rejeki berupa harta lalu dia berkata: Andaikata aku memiliki harta aku
akan beramal seperti amal si fulan”. Beliau berkata: “Maka pahala
keduanya sama”. Beliau berkata: “(Ketiga) Seorang hamba yang diberi
Alloh rejeki berupa harta dan tidak diberi rejeki ilmu lalu dia
menggunakan hartanya secara serampangan tanpa petunjuk ilmu, tidak
bertakwa kepada Alloh, tidak menyambung silaturohmi dan tidak mengenal
hak Alloh. Orang ini berada pada kedudukan yang paling buruk”. Beliau
berkata: “(Keempat) Seorang hamba yang tidak diberi Alloh rejeki berupa
harta dan ilmu lalu dia berkata: “Andaikata aku memiliki harta, maka
pasti aku akan berbuat seperti perbuatan si fulan. Beliau berkata:
“Itulah niatnya, maka dosa keduanya sama”.
(HR. Tirmidzi dan Ahmad dan dishohihkan oleh Albani)
Sudahkah kita menggunakan harta yang diberikan Alloh di jalan-jalan kebaikan? Ataukah justru kita menggunakannya untuk perbuatan-perbuatan yang sia-sia bahkan maksiat? Periksalah penggunaan harta kita sebelum diperiksa di hadapan Alloh nanti. Dan gunakanlah harta yang diamanahkan Alloh kepada kita di jalan-jalan kebaikan dan kebenaran.
- Badan
Alloh telah menciptakan manusia dalam
bentuk sebaik-baiknya. Dengan kesempurnaan susunan tubuh serta akal
fikiran yang diberikan Allah tidak terlewatkan sedikitpun sesuatu yang
dibutuhkan oleh manusia baik lahir maupun batin. Ini adalah nikmat besar
yang wajib disyukuri oleh setiap hamba. Oleh karena itu, akan
ditanyakan badan ini pada hari kiamat untuk apa digunakan. Apakah
digunakan untuk menjalankan ketaatan atau berbuat kemaksiatan? Apakah
dilelahkan dengan urusan dunia dan akhirat atau dilelahkan dengan urusan
dunia saja. Untuk apa badan ini digunakan?
Sudah seharusnya badan ini digunakan
untuk menjalankan ketaatan-ketaatan kepada Alloh. Dan tidak mengapa
menggunakan badan untuk urusan dunia tetapi jangan lupa terhadap urusan
akhiratnya. Karena yang tercela adalah sesorang menghabiskan badanya
untuk urusan dunia saja dan lalai dari urusan akhiratnya. Orang yang
demikian keadaannya ketika datang kematian, ia akan menyesal dan
mengandaikan bisa kembali ke dunia untuk beramal sholih tetapi tidak
bisa dan tidak mungkin dilakukan.
Alloh berfirman:
Alloh berfirman:
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata:”Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan. (QS. Al Mu’minun:99-100)
Silakan berdagang, membangun dan mengumpulkan harta tetapi jangan lupa kewajiban kepada Alloh dan selalu ingat kehidupan akhirat yang lebih baik dan lebih kekal. Alloh berfirman:
َูุงْูุขุฎِุฑَุฉُ ุฎَْูุฑٌ َูุฃَุจَْูู
Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
(QS. Al A’laa:17)
Tetapi ternyata kita
masih banyak melalaikan Alloh dan kehidupan akhirat. Selalu yang kita
pikirkan adalah masalah-masalah dunia bahkan sering pada waktu sedang
beribadah pikiran kita sibuk mengingat-ingat dunia. Badan kita di masjid
tetapi hati kita di pasar, ladang, peternakan atau lapangan olah raga.
Bagaimana nanti kita menjawab pertanyaan untuk apa badan kita digunakan?
Ya Alloh, perbaikilah agama kami yang
merupakan pegangan kami, perbaikilah dunia kami yang merupakan
penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami yang merupakan tempat kembali
kami, jadikanlah hidup kami sebagai tambahan setiap kebaikan dan
jadikanlah kematian kami sebagai penutup setiap keburukan.
Demikianlah persoalan-persoalan yang
akan ditanyakan di padang mahsyar. Setiap manusia akan mintai
pertanggungjawabannya atas segala perbuatanya yang pernah dikerjakan
selama hidup di dunia, baik perbuatan yang besar maupun perbuatan yang
kecil, perbuatan yang banyak maupun perbuatan yang sedikit. Sudah
siapkah kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada
kita pada saat itu? Jika belum kapan lagi kita mempersipkan diri kalau
bukan sekarang?
Segala puji bagi Allah dan
sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad,
keluarganya dan para shahabatnya.
Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 04 Tahun 02
Wow....,Bayarnya Mudah, Klik Gambar Untuk Cari Tiket
Klik Gambar Untuk Cari Tiket Kereta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar