Setiap kali kita mendengar Khutbah Jumat,
Khotib selalu mengajak dan menyeru : marilah kita bertaqwa kepada
Allah, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita kepada Allah.
Apakah
seruan ini sudah benar-benar kita laksanakan, kita wujudkan, kita
amalkan dalam kehidupan sehari-hari ?
Apakah kita termasuk golongan,
orang-orang yang memperoleh derajat taqwa ?
Untuk lebih memantapkan lagi taqwa kita
kepada Allah, Khotib akan menyampaikan pembahasan tentang makna taqwa,
ciri-ciri orang taqwa dan keutamaan-keutamaan taqwa.
Pada kesempatan yang mulia ini khotib akan menyampaikan tentang makna taqwa kepada Allah SWT
Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah berkata,
اَلتَّقْوَى: الخوف من الجليل والعمل بالتنزيل والقناعة بالقليل والإستعداد ليوم الرحيل
Bahwa Takwa adalah takut kepada Allah
yang bersifat Jalal, dan beramal dengan dasar Al Qur’an (At Tanjil),
dan menerima (Qona’ah) terhadap yang sedikit dan bersiap-siap menghadapi
hari akhir (hari perpindahan)
Dari pengertian taqwa menurut Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah itu mengandung makna, antara lain :
Baca Juga Tafsir Surat Al Insyiroth Surat ke 94 ( Alam Nashrokh )
Baca Juga Tafsir Surat Al Insyiroth Surat ke 94 ( Alam Nashrokh )
Pertama : Al Khaufu Minal Jalil
Yaitu takut kepada Allah yang bersifat
Jalal. Takut yang disertai rasa cinta kepada Allah (Mahabatullah), Takut
yang melahirkan kehati-hatian, kewaspadaan dan perlindungan diri dari
murka dan azab Allah; takut meninggalkan sholat, takut kalau berbuat
jahat, takut melakukan maksiat, takut melupakan akhirat, takut melupakan
taubat, takut banyak membuka aurat, takut suka mengumbar syahwat,
Inilah takut-takut yang akan menyelamatkan kita, yang akan menjaga
harkat, derajat dan martabat kita, yang akan menjaga kemuliaan dan
kehormatan kita.
Oleh karena itu mari kita tanamkan, benamkan, hujamkan perasaan takut (khauf) kepada Allah dalam diri kita.
Allah SWT berfirman dalam QS : Al Imran Ayat 175
إِنَّمَا ذَٲلِكُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ يُخَوِّفُ أَوۡلِيَآءَهُ ۥ فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (١٧٥
- Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
Kedua : Al Amalu Bit Tanzil
Yaitu beramal dengan dasar Al Qur’an (At
Tanzil). Orang bertaqwa akan sungguh-sungguh dalam beribadah, berbakti,
berserah diri, beramal sholeh yang didasari oleh Al Qur’an dan Hadits,
karena orang bertaqwa khawatir, takut (khauf) kalau amal ibadahnya tidak
diterima, tidak dibalas, ditolak oleh Allah.
Allah SWT berfirman dalam QS : Al Furqon : 23
وَقَدِمۡنَآ إِلَىٰ مَا عَمِلُواْ مِنۡ عَمَلٍ۬ فَجَعَلۡنَـٰهُ هَبَآءً۬ مَّنثُورًا (٢٣
- dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
Orang bertaqwa menjadikan Al Qur’an
sebagai pegangan, pedoman, petunjuk, dalam bersikap, bertindak dan
bertingkahlaku dalam kehidupan sehari-hari. Al Qur’an adalah Kalamullah,
Nurullah, cahaya Allah yang akan menerangi hati kita dari gelapnya
dosa, dan yang akan menerangi alam kubur kita, kalau kita rajin
membacanya. Ayat demi ayat Al Qur’an yang kita baca adalah hidayah,
maghfirah dan ma’rifatullah. Mari kita biasakan membaca, memahami dan
mengamalkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
Ketiga : Al Qona’atu Bil Qolil
Yaitu menerima (Qona’ah) terhadap yang
sedikit. Orang bertaqwa akan selalu merasa cukup dengan rizki yang
sedikit, sesungguhnya orang yang memiliki rizki yang sedikit dan merasa
cukup dengan rizki tersebut adalah bukti sekaligus tanda bahwa orang itu
dicintai oleh Allah SWT.
Sebagaimana yang disabdakan Rosululah SAW :
“Bahwa jika Allah mencintai seseorang hamba, ia akan memberikan rizki yang pas-pasan kepadanya”.
Pas-pasan berarti tidak memiliki
kelebihan selain untuk menutupi kebutuhan pokoknya. Hamba yang hidup
pas-pasan, hidupnya sederhana, tidak berlebihan, tidak bergaya hidup
mewah, hidup serba ‘wah’, glamour, at takatsur.
Qona’ah, menerima apa adanya, merasa
cukup dengan pemberian rizki dari Allah. Rizki itu bukan hanya uang atau
materi saja, tetapi segala karunia yang telah Allah
karunialimpahcurahkan kepada kita, antara lain kesehatan, kecerdasan,
kekayaan, kedudukan, pangkat dan jabatan itulah rizki.
Keempat : Al Isti’dadu Li Yaumir Rakhil
Yaitu bersiap-siap menghadapi hari akhir
(hari perpindahan). Orang bertaqwa selalu mempersiapkan diri menghadapi
hari akhir, yaitu hari perpindahan dari alam dunia ke alam kubur lalu ke
alam akhirat, artinya segala amal orang yang bertaqwa senantiasa dalam
rangka menyiapkan diri akan hadirnya hari kematian, yaitu hari
keberangkatan dari alam dunia menuju alam akhirat.
Suatu ketika Rasulullah ditanya oleh para sahabat : “Ya
Rasulullah; Siapakah manusia yang paling cerdas dan paling mulia
dihadapan Allah ?” Beliau menjawab : “Manusia yang paling cerdas dan
paling mulia dihadapan Allah adalah manusia yang paling banyak
mengingat kematian dan paling semangat mempersiapkan diri
menghadapinya.”
Oleh karena itu orang yang mengingat
mati, hidupnya akan hati-hati, waspada dan tidak akan mudah terjerumus
dalam kubangan dosa. Itulah orang yang cerdas dan berkulitas
Mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang bertaqwa, taqwa yang
sebenar-benarnya, taqwa yang tidak hanya di bibir saja, atau hanya
kata-kata belaka yang tak bermakna, tapi taqwa yang menyatukan satunya
lisan dengan perbuatan, satunya ucapan dengan tindakan, satunya kata
dengan praktika, satunya dakwah dengan lampah, satunya ucap dengan sikap
dan satunya teori dengan manifestasi.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Wow....,Bayarnya Mudah, Klik Gambar Untuk Cari Tiket
Klik Gambar Untuk Cari Tiket Kereta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar